Peta Kerawanan Bencana Banjir di Wilayah DKI Jakarta

29 November 2022

By: Felatalia Fajar Farahwati

Peta Kerawanan Bencana Banjir di Wilayah DKI Jakarta

A. Latar Belakang

      Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data bereferensi spasial atau koordinat geografis, dengan kata lain SIG adalah sistem basis data yang memiliki kemampuan khusus untuk menangani data bereferensi spasial dengan operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000). SIG menyediakan kemampuan untuk menggabungkan, menggabungkan, menganalisis, dan memetakan hasil data yang berbeda di setiap titik di dunia. Informasi yang diolah dalam SIG adalah informasi geografis.

Salah satu implementasi sistem informasi geografis dalam kelangsungan hidup umat manusia yaitu dalam bidang pengelolaan kebencanaan. Negara Indonesia merupakan salah satu negara dengan kondisi alamnya yang beragam karena berada pada garis khatulistiwa dan dikelilingi banyak gunung api aktif sehingga besar kemungkinan terjadinya bencana alam. SIG dapat digunakan untuk tahap pra-bencana untuk bersiap menghadapi ancaman bencana dan mengurangi dampak dan kerugian akibat bencana yang akan terjadi. SIG dapat digunakan untuk menyusun, menganalisa, memanipulasi model suatu kejadian bencana sehingga dampak bencana tersebut dapat diperkirakan dan diminimalisir. Dalam kasus ini pengelolaan kebencanaan dapat dianalisa dengan menggunakan Software berbasis SIG seperti Quantum GIS dengan plugins InaSAFE.

B. TUJUAN

Untuk mengetahui daerah-daerah kerawanan bencana banjir pada wilayah DKI Jakarta sehingga dapat dilakukan estimasi pencegahan bencana .

C.METODOLOGI

  1. 1.
    Software

Dalam pembuatan peta analisis rawan banjir yang terjadi di DKI Jakarta ini menggunakan software QGIS 3.22.10 dengan Plugin InaSAFE.

    2. Data

Data yang dibutuhkan dalam pembuatan peta ini antara lain :

KRB DKI JAKARTA berupa :

1. Hazard Data bencana banjir di DKI Jakarta

2. Exposure Data bencana banjir di DKI Jakarta

D. HASIL

Peta Kerawanan Bencana Banjir di Wilayah DKI Jakarta

Goals yang dicapai berupa analisis seperti pada penjelasan dibawah ini yang bersumber dari InaSAFE

Peta Kerawanan Bencana Banjir di Wilayah DKI Jakarta

Peta Kerawanan Bencana Banjir di Wilayah DKI Jakarta

E. KESIMPULAN

     Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data bereferensi spasial atau koordinat geografis. SIG dapat digunakan untuk tahap pra-bencana untuk bersiap menghadapi ancaman bencana dan mengurangi dampak dan kerugian akibat bencana yang akan terjadi. SIG dapat digunakan untuk menyusun, menganalisa, memanipulasi model suatu kejadian bencana sehingga dampak bencana tersebut dapat diperkirakan dan diminimalisir. berdasarkan dari hasil analisis pemetaan kerawanan bencana banjir wilayah DKI Jakarta didapatkan beberapa data kerawanan banjir seperti pada tabel hasil total perkiraan bangunan terdampak yaitu berjumlah 82.400. dari perkiraan tersebut dapat dijadikan acuan untuk menghadapi ancaman bencana yang akan datang dan estimasi kerugian yang dialami pada suatu wilayah.

REFERENSI

Barus B., dan U.S. Wiradisastra. 2000. Sistem Informasi Geografi. Laboratorium Penginderaan Jauh dan Kartografi. Jurusan Tanah. Fakultas Pertanian IPB. Bogor.

Data Publications

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Health

02 Jun 2025

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkungan—seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyandu—terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (R² global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 min read

33 view

Kajian Bahaya Bencana Letusan Gunung Api Ibu, Maluku Utara (Hazard Study of Ibu Volcano Eruption Disaster, North Maluku)

Climate & Disaster

22 May 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Kajian Bahaya Bencana Letusan Gunung Api Ibu, Maluku Utara (Hazard Study of Ibu Volcano Eruption Disaster, North Maluku)

Gunung Api Ibu secara administratif termasuk wilayah Kecamatan Ibu Utara, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara. Gunung Api Ibu adalah gunung stratovolcano dengan beberapa kerucut piroklastik dan beberapa kawah maar disekitarnya yang terletak di barat laut Pulau Halmahera, Indonesia. Puncak dari Gunung Api Ibu ini merupakan kawah vulkanik. Gunung Api Ibu ini pernah mengalami sejumlah letusan dari tahun ke tahun. Letusan dari Gunung Api Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara pada Sabtu 19 Mei 2024 ini berdampak pada 9 Kecamatan dengan 42 Desa dengan 6 Desa terkena dampak bahaya paling tinggi, 18 Desa terkena dampak bahaya sedang dan 18 Desa sisanya terkena dampak bahaya paling rendah. Gunung Api Ibu mengalami periode erupsi yang lebih lama selama sejarah pengamatan, periode erupsi Gunung Api Ibu ini terakhir dimulai pada 5 April 2008 dan masih berlanjut hingga sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat indeks bahaya yang disebabkan dari Letusan Gunung Api Ibu dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan kualitatif. Sesuai dengan analisis tersebut, maka dalam menganalisis indeks bahaya tersebut menggunakan metode pembobotan nilai terhadap zona landaan dan zona lontaran berdasarkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Analisis indeks bahaya tersebut kemudian diolah dalam SIG (Sistem Informasi Geografis) untuk mengklasifikasikan nilai indeks bahaya yang paling tinggi hingga paling rendah. Berdasarkan hasil studi didapatkan 2 hal diantaranya persebaran indeks bahaya di kawasan Gunung Api Ibu yang terbagi atas 3 kelas yaitu tinggi, sedang, rendah dan mitigasi untuk penanganan kebencanaan yang akan datang.

19 min read

234 view

1 Projects

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Tourism

20 May 2025

IMPI Koordinator Wilayah Bandung Raya

Pengembangan Wisata di Kawasan Rawan Bencana Letusan Gunung Berapi (Studi Kasus: Gunung Batur)

Kawasan Gunung Batur, Bali, memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi pariwisata berbasis ekologi dan edukasi global. Namun, kawasan tersebut tentunya tak lepas dari status rawan bencana letusan gunung berapi akibat status aktif dari Gunung Batur. Oleh karena itu, kajian ini akan menyoroti pengembangan pariwisata kawasan rawan bencana Gunung Batur, Bali dari perspektif perencanaan wilayah.

14 min read

275 view

1 Projects

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Environment

27 May 2025

Weka

Analisis Kemampuan Lahan Wilayah Perencanaan (WP) Ulu Belu - Kab. Tanggamus - Prov. Lampung

Analisis Kemampuan Lahan berdasarkan Permen PU No. 20/Prt/M/2007 tentang Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, Serta Sosial Budaya Dalam Penyusunan Rencana Tata Ruang.

31 min read

147 view

2 Data

1 Projects

Terms and Conditions
Introductions
  • MAPID is a platform that provides Geographic Information System (GIS) services for managing, visualizing, and analyzing geospatial data.
  • This platform is owned and operated by PT Multi Areal Planing Indonesia, located at
  • mapid-ai-maskot