Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD Stasiun MRT Blok M

04 November 2021

By: Novra

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M

Tulisan singkat ini disusun sebagai bagian dari rangkaian kegiatan MAPID Academy 2.0 x MRT Jakarta, 15-29 Oktober 2021, serta latihan singkat dalam menggunakan MAPID sebagai alat bantu dalam untuk mendapatkan insight secara visual dengan menggunakan fitur dan data sekunder yang tersedia dalam layer publik di MAPID milik para kontributor terkait.

Kawasan TranTransit-oriented Development

Beberapa tahun belakangan ini transit-oriented development (TOD), atau kawasan berorientasi transit, menjadi topik yang cukup sering kita jumpai dalam berita-berita terkait pengembangan kawasan.

Mengutip definisi TOD oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) dalam laman situsnya: sebuah kawasan TOD menggabungkan area tempat tinggal dan komersial dalam satu area yang didesain sedemikian rupa untuk memaksimalkan akses ke transportasi publik. Idealnya, jika kita tinggal atau berkegiatan di dalam kawasan TOD, akses dan kemudahan bermobilitas di dalam kawasan tersebut akan menjadi sangat nyaman dengan mengandalkan transportasi umum, bahkan dengan bersepeda atau berjalan kaki sekalipun.

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M

Berdasarkan Pergub No.65 Tahun 2021, PT MRT Jakarta (MRTJ) dipercaya untuk mengelola enam kawasan TOD di sepanjang jalur MRT—kawasan Bundaran HI, Dukuh Atas, Istora Senayan, Blok M, Fatmawati, dan Lebak Bulus. Banyak aspek yang perlu disiapkan untuk menjadikan kawasan-kawasan TOD tersebut berhasil dan sesuai dengan tujuannya, salah satunya adalah aspek mobilitas.

Bersepeda merupakan satu dari delapan prinsip transportasi perkotaan yang menjadi penilaian keberhasilan suatu kawasan TOD dalam "TOD Standard" oleh ITDP.

Bersepeda sebagai Bagian dari Mobilitas Warga

Sejak adanya pandemi, tren bersepeda warga Jakarta terlihat semakin banyak peminatnya. Baik untuk perjalanan beraktivitas di hari kerja, berolah raga, atau bahkan untuk sekedar refreshing di akhir pekan bersama teman atau komunitasnya melenggang di ruas-ruas jalan yang sudah mulai ditata oleh pemerintah provinsi dengan adanya lajur khusus sepeda.

Pihak MRTJ pun terlihat cukup mendukung visi Kota Jakarta sebagai kota ramah pesepeda, antara lain dengan pemberian akses sepeda nonlipat untuk masuk area stasiun, memperbolehkan pada jam tidak sibuk untuk membawa sepeda ke dalam gerbong tertentu, dan penyediaan parkir sepeda di beberapa stasiun MRT.

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M

Survei yang dilakukan Tim MAPID terhadap 334 pengguna MRT Jakarta beberapa waktu lalu menunjukkan bahwa secara umum sekitar 4-5% dari responden penumpang MRT menggunakan sepeda untuk perjalanan menuju dan dari stasiun MRT. Hal ini menunjukkan bahwa bersepeda perlahan sudah mulai menjadi hal yang lazim dalam bagian mobilitas warga Jakarta.

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M

Parkir Khusus Sepeda

Sebuah studi menyimpulkan bahwa jarak optimal seseorang untuk berjalan dari lokasi parkir sepeda ke tujuan akhir/selanjutnya adalah sejauh 0-50 m (Menini dkk., 2021). Semakin dekat lokasi parkir dengan tujuan, maka akan semakin nyaman bagi kita yang menggunakan sepeda sebagai bagian dari moda perjalanan yang digunakan.

Tentunya akan sangat menyenangkan jika di setiap bangunan menyediakan ruang parkir khusus sepeda bagi para pengunjung, tidak hanya ruang parkir untuk pengendara mobil atau motor saja. Namun, kendala keterbatasan lahan terutama di kawasan yang sudah padat menjadi kendala utama. Ditambah dengan masih ada anggapan beberapa pemilik atau pengelola gedung yang memilih untuk memaksimalkan fungsi lahan bangunannya sebagai ruang usaha karena lebih menguntungkan. Untuk itu perlu adanya koordinasi dan kerja sama yang melibatkan para pemangku kepentingan terkait dalam menyediakan fasilitas umum ini.

Berdasarkan studi lain, koordinasi antara penyelenggara angkutan umum dan penyedia parkir sepeda dapat menambah tangkapan area, mengurangi jumlah angkutan pengumpan, dan meningkatkan demand pesepeda serta angkutan umum itu sendiri. (Krizek & Stonebraker dalam Heinen & Buehler, 2019)

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD Stasiun MRT Blok M

Stasiun MRT Blok M terletak di antara Terminal Bus Blok M dan pusat perbelanjaan Blok M Plaza. Dalam radius 1 km stasiun terdapat cukup banyak sekali point of interest (POI) lain selain terminal bus dan pusat perbelanjaan, antara lain bangunan-bangunan sekolah, kantor pemerintahan, perkantoran, taman/ruang terbuka hijau, gedung olah raga, dan banyak tempat-tempat makan yang menarik untuk dikunjungi. Selain itu, di beberapa bagian juga terdapat kawasan perumahan kelas menengah.

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M

Kawasan TOD Stasiun MRT Blok M yang ditinjau memiliki luas lebih kurang 66 ha, dengan keliling kawasan 3,7 km, terbentang dalam radius 350-700 m dari Stasiun MRT Blok M. Kawasan Blok M juga termasuk salah satu kawasan yang telah disediakan lajur khusus sepeda di beberapa ruas jalan utama oleh pemerintah provinsi. Walau demikian, masih cukup sulit ditemui parkir khusus sepeda di seluruh kawasan tersebut, hanyak terlihat di beberapa titik saja, salah satunya di Stasiun MRT Blok M.

Identifikasi potensi titik-titik parkir sepeda dalam tulisan ini mengacu pada beberapa pertimbangan berikut:

  • Terkoneksi pada akses angkutan umum, sehingga pengguna dapat langsung memarkir atau menggunakan sepeda ketika akan naik atau setelah turun dari angkutan umum;
  • Jarak parkir sepeda dengan fasilitas umum dan/atau POI terdekat tidak lebih dari 300 m, sehingga pesepeda masih dapat berjalan kaki dalam waktu kurang dari 10 menit; dan
  • Terdapat setidaknya satu lokasi pada tiap blok untuk mempermudah pengguna dalam menemukan dan mengingat lokasi titik parkir sepeda.

Dengan pertimbangan tersebut di atas, beberapa titik akses angkutan umum (pintu keluar masuk penumpang di terminal bus, stasiun MRT, perhentian bus), serta titik strategis dengan POI terdekat dipetakan pada kawasan tinjauan, sehingga diperoleh lokasi-lokasi yang dirasa perlu untuk disediakan parkir sepeda.

Identifikasi Potensi Lokasi Parkir Sepeda pada Kawasan TOD
Stasiun MRT Blok M

Mengingat keterbatasan lahan yang tersedia, penyediaan rak-rak sepeda sederhana pada lokasi-lokasi tersebut dengan kapasitas 5-10 sepeda/titik—seperti yang saat ini ditemui di beberapa stasiun MRT—rasanya sudah cukup untuk tahap awal, sembari terus dievaluasi agar tersedia dalam jumlah yang cukup dengan demand yang ada nantinya.

Diharapkan dengan disediakannya ruang parkir khusus sepeda pada lokasi-lokasi tersebut, pengguna sepeda tidak perlu lagi khawatir dalam menyimpan sepedanya, serta dapat menarik minat warga lain agar ikut menggunakan sepeda sebagai bagian dari mobilitasnya di dalam kawasan ini.

---

Sumber dan referensi:

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

87 dilihat

Implementasi Metode Pemetaan Partisipatif dalam Penetapan Batas Administrasi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan pada Program P2M Sains Informasi Geografi 2024/2025

Sosial

13 Mei 2025

HIMA SAIG UPI

Implementasi Metode Pemetaan Partisipatif dalam Penetapan Batas Administrasi Desa Banjarsari Kecamatan Pangalengan pada Program P2M Sains Informasi Geografi 2024/2025

Kegiatan Pengabdian Pada Masyarakat (P2M) Sains Informasi Geografi 2024/2025 yang dilaksanakan di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, bertujuan untuk menerapkan metode pemetaan partisipatif dalam penetapan batas administrasi desa. Melalui keterlibatan aktif warga dan perangkat desa, kegiatan ini meliputi diskusi kelompok, survei lapangan, serta validasi berbasis citra satelit, sehingga menghasilkan peta batas administrasi yang akurat dan sesuai kondisi faktual. Selain meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pemetaan dan pengelolaan wilayah, kegiatan ini juga mendukung implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi dan pemberdayaan masyarakat setempat.

11 menit baca

229 dilihat

1 Data

1 Proyek

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Transportasi

07 Mei 2025

Fajrin Meilani Azzahra Zain

Analisis Keterjangkauan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) yang Termasuk pada Zonasi Sekolah A, Kota Bandung

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di zona A Kota Bandung, yang meliputi delapan kecamatan dan 22 sekolah, berdasarkan sistem zonasi penerimaan siswa baru. Sistem zonasi, yang diimplementasikan secara penuh sejak 2018, bertujuan meningkatkan pemerataan akses pendidikan dengan menetapkan radius maksimal domisili calon siswa ke sekolah (3 km untuk SMP). Namun, keberadaan siswa di luar radius zonasi dan keterbatasan jangkauan berjalan kaki (maksimal 1,2 km dalam 20 menit berdasarkan kecepatan rata-rata siswa) tetap memunculkan kebutuhan transportasi. Penelitian ini menggunakan analisis isokron dengan batasan waktu tempuh berjalan kaki siswa (5, 10, 15, dan 20 menit) untuk mengevaluasi keterjangkauan sekolah dalam zona A. Hasil analisis isokron ini akan dibandingkan dengan radius zonasi 3 km yang ditetapkan untuk SMP, guna memahami apakah radius tersebut sejalan dengan kemampuan siswa untuk mencapai sekolah dengan berjalan kaki dalam rentang waktu yang wajar. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi pemenuhan kebutuhan transportasi sekolah siswa SMP di Kota Bandung, khususnya dalam konteks implementasi sistem zonasi.

17 menit baca

653 dilihat

Analisis Potensi Bencana Alam Banjir Terhadap Kawasan Terbangun Industri Kabupaten Sumbawa

Iklim dan Bencana

07 Mei 2025

Ryandana Adi Nugraha

Analisis Potensi Bencana Alam Banjir Terhadap Kawasan Terbangun Industri Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Sumbawa terletak pada provinsi Nusa Tenggara Barat. Dilihat dari segi geografis letak Kabupaten Sumbawa terutama Kecamatan sumbawa memiliki potensi sebagai daerah pusat perekonomian yang mana menjadi nilai ekonomis untuk dibangun industri di area tersebut. Namun, daerah tersebut memiliki potensi banjir baik banjir rob ataupun banjir akibat intensitas hujan yang tinggi. Hal ini menjadikan area industri yang berada di Sumbawa dan sekitarnya memiliki potensi untuk terdampak banjir. Meskipun berisiko, bisnis sering memilih untuk berlokasi di daerah rawan banjir karena keuntungan strategis seperti kedekatan dengan bisnis terkait dan fasilitas umum. Manfaat ekonomi dapat lebih besar daripada dampak buruk banjir, sehingga mendorong perusahaan untuk menerapkan strategi manajemen risiko banjir struktural dan non-struktural (Rwehumbiza 2021).

19 menit baca

639 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot