Wisata Cagar Budaya dan Kuliner di Cikini: Rute Efektif dan Efisien

02 April 2025

By: Naufal Faris Muhammad

Open Project

Tugas Akhir

Jl. Cikini Raya

Latar Belakang

Kelurahan Cikini merupakan kawasan cagar budaya yang termasuk dalam kawasan Cagar Budaya Menteng yang ditetapkan dengan SK Gubernur DKI Jakarta pada tahun 1975. Kawasan Cagar Budaya Menteng dulunya merupakan sebuah kawasan hunian yang dirancang dengan konsep Garden City pada awal abad ke-20, yang menjadi pionir perumahan modern di Batavia kala itu. Hal tersebut yang membuat kawasan ini memiliki struktur pola ruang yang khas.

Kelurahan Cikini dikenal dengan sejarahnya yang panjang. Sebagian besar lahan di Cikini pada tahun 1800an merupakan milik seorang pelukis terkenal bernama Raden Saleh. Sebagai tuan tanah, Raden Saleh yang pernah mengenyam pendidikan di Eropa selama 20 tahun mendesain sendiri rumahnya sehingga memiliki arsitektur yang mirip dengan tempat tinggal yang ditinggalinya selama di Eropa. Sepeninggal Raden Saleh, sebagian besar tanahnya disumbangkan untuk dijadikan fasilitas publik, seperti rumah sakit dan kebun binatang yang saat ini sudah beralih fungsi menjadi Taman Ismail Marzuki.

Dengan kehadiran Taman Ismail Marzuki, Cikini selain menjadi kawasan yang kaya akan sejarah kini juga menjadi pusat aktivitas kebudayaan di DKI Jakarta. Dengan adanya Taman Ismail Marzuki dan banyaknya bangunan bersejarah sebagai destinasi wisata, Kelurahan Cikini berpotensi besar untuk menjadi kawasan pariwisata di Jakarta Pusat. Selain itu Cikini juga memiliki banyak destinasi wisata kuliner yang menarik dan memiliki sejarah yang panjang. Oleh karena itu diperlukan penentuan jalur wisata yang memberikan wisatawan rute yang efektif dan efisien agar wisatawan dapat menikmati kunjungan dan mendapatkan pengalaman wisata yang lebih baik.

Metode

Lokasi penelitian ini berada di Kelurahan Cikini yang merupakan bagian dari Kawasan Cagar Budaya Menteng, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. Destinasi wisata yang digunakan dalam analisis adalah destinasi cagar budaya dan destinasi kuliner. Analisis dilakukan menggunakan platform GEOMAPID. Data yang digunakan meliputi titik lokasi destinasi cagar budaya, destinasi kuliner, dan jaringan jalan. Jalur wisata dibuat dengan melihat jarak antar destinasi yang kemudian dilakukan penghitungan waktu tempuh pejalan kaki. Dilanjutkan dengan analisis jarak halte terdekat dari titik mulai dan berakhir jalur wisata menggunakan toolsradius pada GEOMAPID. Data yang digunakan adalah data halte Jakarta Pusat yang diimpor dari GEOMAPID.

Analisis dan Pembahasan

Pembuatan Jalur Wisata

Berdasarkan Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Provinsi DKI Jakarta tahun 2021 terdapat lima cagar budaya yang memiliki sejarah yang panjang ada di Cikini. Cagar budaya tersebut dikombinasikan dengan destinasi kuliner untuk melengkapi pengalaman berwisata di Kelurahan Cikini. Destinasi kuliner yang dipilih juga merupakan destinasi yang memiliki sejarah yang panjang di Cikini.

Jalur wisata cagar budaya Kelurahan Cikini yang akan dibuat dikhususkan bagi wisatawan pejalan kaki. Kecepatan pejalan kaki yang digunakan berdasarkan Lestari (2020), yaitu kecepatan rata-rata pria 49,10 m/menit dan kecepatan rata-rata wanita yaitu 47,36 m/menit. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan jalur wisata sebagai berikut.

Jalur Wisata Cikini

Rekomendasi Waktu Jalur wisata

Gedung Joang : 9.00 - 9.30
Kantor Pos Cikini : 9.35 - 10.05
Bakoel Koffie + Roti Tan Ek Tjoan : 10.10 - 11.00
Taman Ismail Marzuki : 11.10 - 13.00
Gado-gado Bonbin : 13.10 - 14.00
Rumah Casa di Raden Soleh : 14.15 - 14.45
Masjid Al-Makmur : 14.50 - 15.20
RM Ampera 2 Tak : 15.35 - 16.05

Jarak Destinasi yang Dikunjungi

Jarak Destinasi

Gambar di atas menunjukkan jarak dari masing-masing destinasi yang dilewati jalur wisata. Berdasarkan gambar di atas, jarak yang ditempuh wisatawan adalah sejauh 2,35 km dan waktu tempuh keseluruhan adalah sekitar 50 menit dengan berjalan kaki.

Analisis Halte Terdekat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui halte terdekat dari titik mulai dan akhir dari jalur wisata. Analisis ini dilakukan untuk memberikan petunjuk kepada wisatawan mengenai halte mana yang harus dituju untuk mencapai Cikini dan meninggalkan Cikini untuk kembali ke rumah. Data yang digunakan adalah data Halte Jakarta Pusat yang diimpor dari GEOMAPID. Analisis dilakukan menggunakan tools radius. Radius digunakan berdasarkan standar pelayanan halte yang tertera pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan. Berdasarkan SNI tersebut, jarak optimal halte adalah 400 meter dari lokasi tujuan sehingga buffer radius yang digunakan adalah 400 meter.

Halte Terdekat

Gambar di atas menunjukkan terdapat tiga halte yang dapat menjadi tujuan untuk menuju lokasi mulainya jalur wisata Cikini, yaitu Hate Tugu Tani, Halte STN Gondangdia Selatan, dan Halte BRI. Kemudian terdapat satu halte yang dapat digunakan untuk meninggalkan Cikini yaitu Halte Cikini.

Kesimpulan

Kelurahan Cikini sebagai pusat kebudayaan di DKI Jakarta juga memiliki bangunan-bangunan cagar budaya bersejarah yang memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata. Penelitian ini menggunakan platform MAPID untuk merencanakan jalur wisata yang efektif bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana bersejarah Cikini sekaligus merasakan kuliner khas Cikini yang melegenda. Analisis menghasilkan jalur wisata dengan waktu tempuh 50 menit dengan berjalan kaki.

Dengan penelitian ini diharapkan dapat mengangkat wisata sejarah Cikini. Selain itu dengan adanya jalur wisata diharapkan wisatawan dapat lebih menikmati kunjungan mereka ke Cikini.

Referensi

Lestari, F., & Pramita, G. (2020). Identifikasi Fasilitas Pejalan Kaki Di Kota Bandar Lampung. JICE (Journal of Infrastructural in Civil Engineering), 1(01), 27-32.

Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Provinsi DKI Jakarta. (2021). Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah Provinsi DKI Jakarta tahun 2021. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. https://jdih.jakarta.go.id/dokumen/detail/1831

Standar Nasional Indonesia (SNI). (2004). SNI 03-1733-2004: Tata cara perencanaan lingkungan perumahan di perkotaan. Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Data Publikasi

Analisis Lokasi Potensial Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Makanan dan Minuman

31 Jul 2025

Muhammad Dwi Arfian

Analisis Lokasi Potensial Pengembangan Usaha Mie Ayam di Kota Yogyakarta

Eksplorasi persebaran titik eksisting tempat makan mie ayam dan melihat potensi peluang baru di tengah-tengah persaingan. Artikel ini menyajikan gambaran dan penjelasan singkat terkait bagaimana persebaran dan kepadatan titik eksisting tempat makan mie ayam di Kota Yogyakarta. Selain itu, juga melihat potensi peluang lokasi baru untuk pengembangan usaha mie ayam. Fitur INSIGHT dari GEO MAPID digunakan dalam proses analisis dalam artikel ini.

11 menit baca

47 dilihat

Rekomendasi Area Wisata Kuliner UMKM di Kota Wisata Cibubur dan Rute Praktis dengan LRT!

Makanan dan Minuman

31 Jul 2025

Adrien Arum

Rekomendasi Area Wisata Kuliner UMKM di Kota Wisata Cibubur dan Rute Praktis dengan LRT!

Menelusuri area zona emas kuliner di Kota Wisata Cibubur melalui pendekatan spasial. Artikel ini menyajikan analisis lokasi strategis UMKM kuliner rumahan dan rute praktis menuju kawasan dengan dukungan transportasi LRT.

9 menit baca

122 dilihat

3 Proyek

Eksplorasi Wisata di Sekitar Keraton Yogyakarta Hadiningrat

Pariwisata

30 Jul 2025

Revo Samudera

Eksplorasi Wisata di Sekitar Keraton Yogyakarta Hadiningrat

Melalui Peta Wisata ini diharapkan dapat mengeksplorasi secara efisien destinasi wisata di sekitar Keraton Jogjakarta Hadiningrat dengan berjalan kaki. Berjalan kaki ramah lingkungan dan memperkuat kebersamaan

9 menit baca

68 dilihat

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Rantai Pasokan

30 Jul 2025

Fabiola Larasati

Evaluasi Spasial Pangkalan Gas LPG 3 kg: Analisis Ketersediaan, Jangkauan, dan Potensi Pengembangan di Kecamatan Minggir, Sleman

Penelitian ini mengevaluasi jaringan pangkalan LPG 3 kg di Kecamatan Minggir, wilayah dengan jumlah pangkalan paling sedikit di Kabupaten Sleman. Melalui analisis spasial, dihitung rasio ketersediaan pangkalan per penduduk dan dipetakan jangkauan pelayanan efektifnya. Hasilnya mengidentifikasi "area kosong" (blank spot) yang belum terlayani sehingga dapat menjadi panduan strategis untuk pengembangan pangkalan baru demi distribusi energi yang lebih merata.

25 menit baca

103 dilihat

9 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot