Disusun Oleh: Fery Ardi Aliansyah
Pendidikan adalah kunci utama dalam membangun kualitas sumber daya manusia. Lebih dari sekadar proses transfer pengetahuan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memberikan dampak signifikan bagi individu, masyarakat, dan bangsa. Investasi dalam pendidikan adalah investasi terbaik untuk masa depan. Setiap individu berhak mendapatkan pendidikan sebagai hak dasar yang melekat pada kemanusiaan. Indonesia telah memiliki regulasi yang tegas, yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, yang menjamin setiap individu di negara ini memiliki hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas (Rahmawati, 2024). Dengan pendidikan yang berkualitas, individu dapat mencapai potensi maksimalnya, masyarakat menjadi lebih maju, dan bangsa menjadi lebih kuat. Oleh karena itu, upaya untuk meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan harus terus dilakukan.
Akses terhadap pendidikan yang berkualitas, terutama pada tingkat menengah atas menjadi salah satu indikator penting dalam pemerataan pembangunan. Kabupaten Jember dengan kondisi geografis yang bervariasi dan persebaran penduduk yang tidak merata, perlu memperhatikan keterjangkauan pendidikan bagi seluruh warganya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keterjangkauan dan pola persebaran SMA Negeri di Kabupaten Jember dengan menggunakan analisis bufferingdan nearest neighbour. Analisis ini akan mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh SMA Negeri serta pola persebaran SMA Negeri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan di Kabupaten Jember.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu seluruh sekolah SMA negeri di Kabupaten Jember yaitu sebanyak 18 sekolah. Analisis ini menggunakan data spasial berupa titik koordinat sebagai dasar untuk memetakan lokasi seluruh SMA Negeri di Kabupaten Jember yang didapatkan dari GEOMAPID, serta lokasi sebaran permukiman dan batas administrasi Kabupaten Jember yang didapatkan dari Ina-Geoportal.
Langkah-langkah penelitian dapat dilihat pada gambar sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan perangkat lunak ArcGIS 10.8 untuk melakukan analisis spasial. Teknik buffering diterapkan dengan radius 3.000 (mengacu pada SNI 03-1733-2004) dari setiap titik sekolah. Data hasil analisis kemudian dideskripsikan secara mendalam untuk memahami seberapa jauh fasilitas pendidikan dapat dijangkau oleh masyarakat, yang kemudian divisualisasikan dalam bentuk peta zona buffer.
Analisis buffering dalam SIG, merupakan sebuah alat yang digunakan untuk membuat zona-zona dengan jarak tertentu di sekitar titik spasial, sehingga kita dapat dengan mudah mengidentifikasi area yang terpengaruh atau dapat dijangkau oleh titik tersebut (Saefudin dan Susandi, 2020:128).
Analisis nearest neighbor (tetangga terdekat) adalah sebuah metode dalam Sistem Informasi Geografis (SIG) yang digunakan untuk mengukur pola sebaran atau distribusi spasial dari suatu fenomena. Dengan kata lain, analisis ini membantu untuk memahami objek-objek dalam suatu peta cenderung mengelompok, tersebar secara acak, atau merata.
-
1.Analisis Keterjangkauan SMA Negeri di Kabupaten Jember
Melalui penerapan analisis buffering pada perangkat lunak ArcGIS, sebuah pemetaan spasial telah dilakukan untuk mengukur keterjangkauan 18 SMA Negeri yang tersebar di Kabupaten Jember. Dalam analisis ini, setiap sekolah dijadikan pusat dan diberi zona buffer dengan radius 3.000 meter persegi, sesuai dengan standar nasional Indonesia (SNI 03-1733-2004) yang mengatur perencanaan lingkungan pada tingkat sekolah menengah atas. Zona buffer ini merepresentasikan area layanan ideal yang seharusnya dapat dijangkau oleh siswa dari wilayah permukiman sekitar. Dengan demikian, visualisasi hasil analisis buffering ini memungkinkan untuk mengidentifikasi secara jelas jangkauan atau radius layanan setiap sekolah terhadap permukiman terdekat, serta mengukur sejauh mana standar jarak optimal tersebut telah terpenuhi. Berikut ini adalah hasil analisis Buffering.
Melalui analisis tumpang tindih antara sebaran area permukiman masyarakat yang diclip dengan zona buffer yang mengelilingi 18 SMA Negeri di Kabupaten Jember menunjukkan bahwa hanya sekitar 27,8% wilayah permukiman yang berada dalam jangkauan layanan sekolah. Artinya, kurang lebih 72,2% penduduk Kabupaten Jember tinggal di wilayah yang jaraknya terlalu jauh dari SMA Negeri. Dari total luas wilayah permukiman sebesar 35.584,81 hektar, hanya sekitar 9.901 hektar yang berada dalam radius 3.000 meter dari suatu SMA Negeri. Data ini mengindikasikan adanya ketidakmerataan akses terhadap SMA Negeri di Kabupaten Jember, di mana sebagian besar masyarakat terutama yang tinggal di wilayah terpencil atau perbatasan, masih kesulitan untuk menjangkau sekolah.
2. Analisis Pola Persebaran SMA Negeri di Kabupaten Jember
Analisis pola persebaran SMA Negeri di Kabupaten Jember menggunakan metode nearest neighbor dengan bantuan perangkat lunak ArcGIS bertujuan untuk mengidentifikasi bagaimana sekolah-sekolah tersebut menyebar di wilayah tersebut. Proses analisis ini dimulai dengan memasukkan data titik yang merepresentasikan lokasi setiap SMA Negeri ke dalam perangkat lunak ArcGIS. Data ini kemudian diolah menggunakan alat analisis spasial yang disebut nearest neighbor.
Analisis nearest neighbor dilakukan melalui toolbox Spatial Statistics Tools dalam perangkat lunak ArcGIS. Setelah data titik lokasi SMA Negeri diinput, alat Average Nearest Neighbor dipilih untuk menjalankan analisis. Parameter seperti metode perhitungan jarak (biasanya Euclidean) ditentukan. Hasil analisis berupa indeks nearest neighbor, Z-score, dan p-value digunakan untuk menginterpretasi pola distribusi spasial SMA Negeri, apakah cenderung mengelompok, acak, atau merata. Berikut adalah gambar hasil analisis nearest neighbour.
Hasil analisis nearest neighbormenunjukkan bahwa pola persebaran SMA Negeri di Kabupaten Jember cenderung random. Hal ini mengindikasikan bahwa penempatan SMA Negeri di wilayah tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor historis dan perkembangan wilayah secara umum, daripada perencanaan yang sistematis untuk menjamin pemerataan akses. Pola persebaran yang random ini dapat berimplikasi pada ketimpangan akses pendidikan, terutama bagi siswa yang tinggal di daerah terpencil atau kurang berkembang.
Berdasarkan hasil analisis bufferingdan nearest neighbor, dapat disimpulkan bahwa aksesibilitas terhadap SMA Negeri di Kabupaten Jember masih belum merata. Analisis bufferingmenunjukkan bahwa hanya sebagian kecil wilayah permukiman yang berada dalam jangkauan layanan ideal sekolah, sementara analisis nearest neighbormengindikasikan bahwa pola persebaran SMA Negeri cenderung acak. Hal ini mengindikasikan adanya ketimpangan akses pendidikan, terutama bagi siswa yang tinggal di wilayah terpencil atau kurang berkembang. Kondisi ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah untuk merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam meningkatkan aksesibilitas dan pemerataan kualitas pendidikan di Kabupaten Jember.
Aristo, T. J. V. (2019). Analisis permasalahan pemerataan pendidikan di Kabupaten Sintang. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, 7(1), 25-34
Rahmawati, E. (2024). ANALISIS POLA PERSEBARAN DAN KETERJANGKAUAN SMA/SMK/MA DI KAPANEWON PIYUNGAN MENGGUNAKAN NEAREST NEIGHBOR ANALYSIS DAN BUFFERING. Jurnal Ilmiah Penalaran dan Penelitian Mahasiswa, 8(1), 75-88.
Rizal, S., & Syaibana, P. L. D. (2022). Analisis Keterjangkauan dan Pola Persebaran SMA/MA Negeri di Kabupaten Banyuwangi Menggunakan Analisis Buffering dan Nearest Neighbor pada Aplikasi Q-GIS. Techno. Com, 21(2), 355-363.
Susandi, D. (2020). Sistem Informasi Geografis untuk Analisa Spasial Potensi Lembaga Pendidikan Keterampilan. JSiI (Jurnal Sistem Informasi), 7(2), 123-131.