Analisis Pemerataan Persebaran Sekolah dan Siswa di Kota Pangkalpinang

19 Februari 2025

By: Javier Atha Hidayat

Open Project

Analisis Pemerataan Persebaran Sekolah dan Siswa di Kota Pangkalpinang

Final Project

LATAR BELAKANG

Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Pemerataan akses pendidikan, khususnya melalui penyediaan fasilitas sekolah yang memadai, menjadi indikator penting dalam menilai keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Kota Pangkalpinang, sebagai ibu kota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memiliki peran strategis dalam memastikan akses pendidikan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Namun, persebaran sekolah (SD, SMP, SMA) dan siswa di setiap kecamatan belum tentu sejalan dengan distribusi penduduk, sehingga dapat menimbulkan ketimpangan dalam akses pendidikan.

Beberapa faktor yang memengaruhi persebaran sekolah dan siswa antara lain kondisi geografis, kepadatan penduduk, ketersediaan infrastruktur, dan kebijakan pemerintah. Misalnya, kecamatan dengan kepadatan penduduk tinggi mungkin membutuhkan lebih banyak sekolah untuk memenuhi kebutuhan pendidikan, sementara kecamatan dengan wilayah terpencil atau sulit dijangkau mungkin mengalami keterbatasan dalam penyediaan fasilitas pendidikan. Selain itu, ketidakmerataan persebaran siswa antar sekolah dapat mengindikasikan adanya preferensi masyarakat terhadap sekolah tertentu, yang mungkin dipengaruhi oleh kualitas pendidikan, fasilitas, atau lokasi strategis.

Analisis ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pemerataan persebaran sekolah dan siswa di Kota Pangkalpinang serta mengkaji faktor-faktor yang memengaruhi ketidakmerataan tersebut. Dengan menggunakan data jumlah sekolah, siswa, dan penduduk di setiap kecamatan, projek ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang komprehensif tentang kondisi pendidikan di Kota Pangkalpinang. Hasil analisis ini dapat menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan yang lebih efektif untuk meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di wilayah tersebut.

PERMASALAHAN

Dari latar belakang dan kondisi lapangan yang telah dilihat, penulis dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan yang ada antara lain:

1. Overcrowding (Kepadatan Berlebihan)

  • Overcrowding dapat dilihat dari satu sampel sekolah yang penulis identifikasi, yaitu SMP Negeri 7 Pangkalpinang. Permasalahan ini diidentifikasi disebabkan penambahan jumlah kelas dari tahun ketahun. Kepadatan berlebih dapat mengurangi kualitas pembelajaran karena ruang kelas menjadi terlalu penuh, guru kewalahan, dan fasilitas sekolah (seperti perpustakaan, laboratorium, atau toilet) tidak mencukupi.

2. Ketidakmerataan Persebaran Siswa

  • Penambahan kelas di sekolah Anda mungkin disebabkan oleh konsentrasi siswa yang tinggi di sekolah tersebut, sementara sekolah lain di sekitarnya kekurangan siswa. Yang disebabkan oleh beberapa faktor seperti sekolah favorit atau ketidakmampuan dalam menjangkau sekolah lainnya karena jaraknya terlalu jauh.

3. Ketidakseimbangan Kapasitas Sekolah

  • Penambahan jumlah siswa/i setiap tahun apabila tidak disertai dengan peningkatan sarana dan prasarana di sekolah tersebut maka akan menyebabkan ketidakseimbangan dari kapasitas sekolah.

METODE ANALISIS

Metode Analisis

  1. 1.
    Analisis Spasial: Menggunakan peta untuk memvisualisasikan persebaran sekolah dan siswa.
  1. 2.
    Statistik Deskriptif: Menganalisis data jumlah sekolah, siswa, dan penduduk secara numerik.
  1. 3.
    Rasio dan Indikator: Menghitung rasio sekolah/penduduk dan siswa/sekolah untuk melihat ketidakmerataan.
  1. 4.
    Analisis Faktor: Mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi persebaran sekolah dan siswa.

LANGKAH-LANGKAH ANALISIS

1. Pengumpulan Data

  • Data Sekolah: Jumlah SD, SMP, dan SMA di setiap kecamatan.
  • Data Siswa: Jumlah siswa di setiap sekolah atau kecamatan.
  • Data Penduduk: Jumlah penduduk di setiap kecamatan.
  • Data Geografis: Peta Kota Pangkalpinang dengan batas kecamatan.

2. Visualisasi Data

  • Peta Persebaran Sekolah: Gunakan Platform MAPID atau GIS (Geographic Information System) untuk memetakan lokasi sekolah.
  • Peta Kepadatan Siswa: Tampilkan kepadatan siswa di setiap kecamatan menggunakan heatmap.
  • Peta Kepadatan Penduduk: Visualisasikan distribusi penduduk di setiap kecamatan.

3. Analisis Statistik Deskriptif

  • Jumlah Sekolah dan Siswa: Hitung total sekolah dan siswa di setiap kecamatan.
  • Rasio Sekolah/Penduduk: Hitung rasio jumlah sekolah terhadap jumlah penduduk di setiap kecamatan.
  • Rasio Siswa/Sekolah: Hitung rasio jumlah siswa terhadap jumlah sekolah di setiap kecamatan.

4. Identifikasi Ketidakmerataan

  • Perbandingan Antar Kecamatan: Bandingkan rasio sekolah/penduduk dan siswa/sekolah antar kecamatan.
  • Overcrowding: Identifikasi sekolah atau kecamatan dengan rasio siswa/sekolah yang terlalu tinggi.
  • Underutilized: Identifikasi sekolah atau kecamatan dengan rasio siswa/sekolah yang terlalu rendah.

5. Analisis Faktor-Faktor

  • Faktor Geografis: Analisis pengaruh kondisi geografis (misalnya, wilayah terpencil atau sulit dijangkau) terhadap persebaran sekolah.
  • Faktor Sosial-Ekonomi: Identifikasi hubungan antara tingkat ekonomi masyarakat dan akses pendidikan.
  • Faktor Kebijakan: Evaluasi kebijakan zonasi atau pembangunan sekolah yang memengaruhi persebaran.

6. Interpretasi Hasil

  • Kesimpulan: Apakah persebaran sekolah dan siswa merata? Jika tidak, apa faktor utamanya?
  • Rekomendasi: Berikan saran untuk meningkatkan pemerataan, seperti pembangunan sekolah baru, perbaikan infrastruktur, atau revisi kebijakan zonasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Administrasi Kota Pangkalpinang

Sumber: Peta Tematik Indonesia

Kemudian persebaran fasilitas pendidikan (SD, SMP, SMA) di kota Pangkalpinang dapat dilihat setelah menggunakan GeoMAPID seperti berikut

Persebaran SD SMP SMA

Dengan data setiap Jumlah Sekolah setiap Kecamatan Sebagai berikut.

Data Sekolah

Data Jumlah Siswa

Data Jumlah Penduduk

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang

Dari data tersebut, dilakukan analisis deskriptif terhadap rasio jumlah sekolah dengan jumlah penduduk per kecamatan, kemudian jumlah siswa dengan jumlah sekolah per kecamatan.

Rasio

Rasio

Persebaran sekolah dan siswa di Kota Pangkalpinang menunjukkan ketidakmerataan yang signifikan antar kecamatan. Kecamatan Gerunggang, dengan 30 sekolah dan 8.529 siswa, memiliki rasio sekolah/penduduk terendah (0,00267), mengindikasikan kepadatan siswa yang tinggi (overcrowding). Di sisi lain, Girimaya dan Taman Sari memiliki rasio sekolah/penduduk tertinggi (masing-masing 0,00748 dan 0,00709), tetapi jumlah siswa relatif kecil, menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di sana kurang dimanfaatkan (underutilized). Kecamatan seperti Rangkui dan Taman Sari juga menghadapi masalah kepadatan siswa, dengan rasio siswa/sekolah mencapai 417,7 dan 494,8, yang berpotensi mengurangi kualitas pembelajaran.

Faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, kondisi geografis, dan kebijakan zonasi memengaruhi ketidakmerataan ini. Misalnya, kecamatan dengan akses transportasi terbatas atau wilayah terpencil cenderung kekurangan sekolah, sementara kecamatan dengan lokasi strategis menarik lebih banyak siswa. Untuk mengatasi masalah ini, rekomendasi yang dapat dipertimbangkan antara lain pembangunan sekolah baru di kecamatan dengan rasio rendah, redistribusi siswa dari sekolah yang overcrowded ke sekolah yang underutilized, serta perbaikan infrastruktur pendukung seperti transportasi sekolah.

KESIMPULAN

Analisis persebaran sekolah dan siswa di Kota Pangkalpinang mengungkap ketidakmerataan yang signifikan antar kecamatan. Kecamatan seperti Gerunggang mengalami overcrowding, sementara Girimaya dan Taman Sari menghadapi underutilization sekolah. Faktor seperti kepadatan penduduk, geografis, dan kebijakan zonasi menjadi penyebab utama.

Untuk mengatasi hal ini, diperlukan pembangunan sekolah baru, redistribusi siswa, dan perbaikan infrastruktur. Evaluasi berkala terhadap data pendidikan juga penting untuk memastikan kebijakan yang efektif. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan tercapai pemerataan akses pendidikan yang lebih baik di Kota Pangkalpinang.

REFERENSI

Rasella, Henni (2024) Analisis kebijakan sistem zonasi penerimaan peserta didik baru pada pemerataan rombongan belajar SMP Negeri Kota Pangkalpinang. Masters thesis, Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik.

Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang. (2024). Jumlah Penduduk Kota Pangkalpinang Menurut Kecamatan (Jiwa).

Badan Pusat Statistik Kota Pangkalpinang. (2024). Kota Pangkalpinang Dalam Angka. Volume 23.

Data Publikasi

ANALISIS KESESUAIN LAHAN DALAM PEMERATAAN FASILITAS SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE OVERLAY
STUDI KASUS KEBUPATEN CIANJUR

Perencanaan Kota

15 Agt 2025

Melati Utami

ANALISIS KESESUAIN LAHAN DALAM PEMERATAAN FASILITAS SEKOLAH DASAR MENGGUNAKAN METODE OVERLAY STUDI KASUS KEBUPATEN CIANJUR

Analisis spasial menggunakan GIS untuk menilai kesesuaian lahan dalam mendukung pemerataan lokasi sekolah dasar, guna meningkatkan akses pendidikan yang merata dan berkelanjutan.

23 menit baca

176 dilihat

1 Proyek

Analisis Efisiensi Rute Trans Metro Bandung (TMB)

Transportasi

15 Agt 2025

Merryndriani Gabrielia Mour Suardy

Analisis Efisiensi Rute Trans Metro Bandung (TMB)

Bandung kini menyandang predikat kota termacet ke-12 di dunia menurut TomTom Traffic Index (2024). Sejak 2009, Trans Metro Bandung hadir sebagai harapan baru untuk mengurangi kendaraan pribadi dan menghidupkan kembali kepercayaan masyarakat pada transportasi umum. Namun, kenyataannya jumlah penumpang terus menurun, sementara jumlah kendaraan hampir menyamai jumlah penduduk. Publikasi ini mengupas seberapa efisien TMB beroperasi di tiap koridor dan apa yang membuat sebagian wilayah masih tertinggal dalam akses layanan.

19 menit baca

119 dilihat

1 Proyek

Analisis Spasial Untuk Pemetaan Wilayah Potensial Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2024

Sosial

21 Agt 2025

Nuryabilla Utami

Analisis Spasial Untuk Pemetaan Wilayah Potensial Penyerapan Tenaga Kerja Berdasarkan Kecamatan Di Kota Tasikmalaya Tahun 2024

Pada era digitalisasi, Sistem Informasi Geografis (SIG) menjadi alat penting untuk menganalisis potensi penyerapan tenaga kerja.. Tingkat partisipasi angkatan kerja mencapai 68,92%, namun terdapat 2.619 pencari kerja dan hanya 1.067 yang terserap, menunjukkan adanya mismatch kualifikasi dan ketimpangan distribusi kerja. Analisis spasial ini memetakan faktor-faktor seperti kepadatan penduduk, aksesibilitas, lokasi industri, dan tingkat pendidikan untuk mendukung perencanaan wilayah, pengembangan kawasan industri/UMKM, serta kebijakan peningkatan kesempatan kerja di Kota Tasikmalaya.

27 menit baca

148 dilihat

1 Proyek

Dampak Ekspansi Perkotaan Akibat Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung terhadap UHI dan Rekomendasi Lokasi  Mitigasi Berbasis NbS

Iklim dan Bencana

21 Agt 2025

anggita novi

Dampak Ekspansi Perkotaan Akibat Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage, Bandung terhadap UHI dan Rekomendasi Lokasi Mitigasi Berbasis NbS

Urbanisasi pesat mendorong pertumbuhan penduduk perkotaan, termasuk di Kota Bandung yang setiap tahun menerima sekitar 4.200 pendatang. Pengembangan Kawasan Teknopolis Gedebage sebagai pusat kota kedua dan pusat inovasi digital memicu alih fungsi lahan, dengan luas sawah di Gedebage menyusut dari 498,85 ha pada 2014 menjadi 130,43 ha pada 2021. Perubahan ini meningkatkan tekanan spasial, mengurangi ruang terbuka hijau, dan memicu fenomena Urban Heat Island (UHI). Minimnya analisis spasial-temporal terkait pengaruh perkembangan kawasan terhadap UHI menjadi alasan pentingnya penelitian ini, yang bertujuan menganalisis perubahan tutupan lahan 2014–2024, mengkaji sebaran dan intensitas UHI serta hubungannya dengan perubahan lahan, menentukan zona prioritas mitigasi UHI berbasis kesesuaian lahan, dan memberikan rekomendasi Nature-based Solutions (NbS) kontekstual seperti pengembangan RTH, green corridor, dan proteksi lahan pertanian.

26 menit baca

200 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat