Analisis Pengembangan Bisnis Klinik Kecantikan di Kota Pekanbaru

21 November 2025

By: Sulthan Aflahuddin

Open Project

MCDA Klinik Kecantikan

Peta analisis multi-kriteria pemilihan lokasi

Beauty clinic room

Dewasa ini, di tengah masyarakat yang semakin menyadari pentingnya perawatan diri dan estetika penampilan, pengetahuan mengenai berbagai metode untuk tampil lebih flawless berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan tersebut turut mendorong meningkatnya permintaan terhadap layanan perawatan diri, khususnya perawatan wajah. Klinik kecantikan hadir sebagai jawaban atas kebutuhan tersebut dengan menawarkan teknologi mutakhir yang mampu memberikan hasil lebih cepat dan efektif. Dengan demikian, keberadaan klinik kecantikan menjadi semakin relevan sekaligus menjadikannya sektor bisnis yang menjanjikan seiring meningkatnya minat terhadap perawatan wajah berteknologi modern.

Pertumbuhan bisnis klinik kecantikan kini telah meluas ke berbagai wilayah di Indonesia, terutama di kota-kota besar. Salah satunya adalah Kota Pekanbaru, ibu kota Provinsi Riau, yang pada tahun 2024 memiliki jumlah penduduk mencapai 1.167.599 jiwa (BPS, 2025). Menjamurnya klinik kecantikan di Pekanbaru sangat berkaitan dengan tingginya permintaan layanan, khususnya dari kelompok usia muda seperti pelajar dan mahasiswa yang semakin peduli terhadap penampilan. Berdasarkan data POI MAPID tahun 2025, tercatat sebanyak 76 klinik kecantikan telah beroperasi di Kota Pekanbaru. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah seiring dengan berkembangnya tren perawatan kecantikan di masyarakat.

Persebaran Klinik Kecantikan

Dalam menganalisis potensi pengembangan bisnis klinik kecantikan, penting untuk memahami persebaran titik lokasi klinik yang telah berdiri. Dari persebaran tersebut, dapat dikaji pola yang terbentuk, asosiasinya dengan kondisi wilayah sekitar, serta jarak antar klinik yang berguna dalam menentukan batas minimum persaingan jarak untuk pengembangan klinik. Selain itu, persebaran spasial klinik eksisting juga dapat memberikan gambaran mengenai seberapa luas jangkauan pelayanan yang dapat dicapai oleh masing-masing klinik dalam konteks perkotaan.

SS GEO MAPID Persebaran klinik kecantikan

Persebaran klinik kecantikan di Pekanbaru menunjukkan pola yang mengelompok dan memanjang. Konsentrasi utamanya berasosiasi kuat terhadap jaringan jalan utama perkotaan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa sebagian besar klinik berlokasi di area komersial dan kawasan pusat kegiatan kota. Penataan ruang Pekanbaru cenderung menempatkan kawasan komersial mengikuti koridor jalan menghasilkan pusat kegiatan yang berpola linear. Dengan demikian, keberadaan klinik kecantikan di sepanjang jalur tersebut mencerminkan keterkaitannya dengan kawasan bisnis yang kompetitif dan memiliki tingkat aktivitas ekonomi yang tinggi.

Indikasi pola mengelompok tersebut diperkuat oleh hasil perhitungan indeks tetangga terdekat menggunakan QGIS, yang menunjukkan nilai sebesar 0,77. Mengacu pada klasifikasi indeks tetangga terdekat, nilai 0,7 mengindikasikan pola persebaran yang mengelompok namun mendekati acak, sebagaimana ditunjukkan dalam ilustrasi berikut.

nna

Pola ini mencerminkan keberadaan potensi pasar yang kuat sekaligus persaingan positif antar klinik kecantikan di Pekanbaru. Potensi pasar terutama muncul di sekitar pusat kota yang memiliki kepadatan penduduk tinggi, sementara persaingan positif tampak dari kedekatan lokasi antar klinik dalam beberapa klaster. Selain itu, dari analisis tetangga terdekat didapatkan pula rata-rata jarak antar klinik yang berkisar 539 meter, memperlihatkan bahwa banyak klinik dibangun dalam jarak yang cukup dekat satu sama lain. Fenomena ini mengindikasikan adanya kecenderungan aglomerasi, di mana pelaku bisnis memilih lokasi berdekatan karena menganggap area tersebut memiliki permintaan yang tinggi dan lingkungan persaingan yang justru saling menguntungkan. Temuan ini kemudian menjadi dasar asumsi bahwa pengembangan klinik kecantikan di Pekanbaru dapat dilakukan berdekatan dengan klinik yang sudah ada, mengikuti pola aglomerasi yang telah terbentuk di lapangan.

Jangkauan Pelayanan (Service Area)

Berdasarkan tinjauan terhadap persebaran spasial klinik kecantikan, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis jangkauan pelayanan yang dapat dicapai oleh masing-masing klinik. Analisis ini menggunakan fungsi tool isokron pada GEO MAPID, yang memungkinkan penentuan wilayah cakupan suatu fasilitas berdasarkan jarak tempuh maupun waktu tempuh melalui jaringan transportasi. Dengan kata lain, tool isokron digunakan untuk mengobservasi seberapa jauh suatu titik dapat mengakses titik lain dalam satuan jarak atau waktu, dalam hal ini adalah klinik kecantikan.

Observasi hasil isokron yang dihasilkan dari GEO MAPID kemudian disimulasikan lebih lanjut di QGIS dengan memanfaatkan pasang-masuk QNEAT3. Melalui pasang-masuk tersebut, dilakukan pemodelan isokron berlapis hingga jarak 5 kilometer dengan interval setiap 1 kilometer. Proses ini melibatkan geoprocessing yang menghasilkan peta isokron atau service area dengan beberapa wujud hasil luaran, yakni sebagai pointcloud (titik), interpolasi (citra), kontur (garis), dan poligon (Raffler, 2018). Pada analisis ini diambil hasil luaran poligon untuk merepresentasikan gambaran spasial mengenai jangkauan pelayanan klinik kecantikan di Kota Pekanbaru.

Service area map

Dari peta service area dapat ditafsirkan bahwa jangkauan pelayanan klinik kecantikan eksisting di Kota Pekanbaru mencakup sebagian besar wilayah di sisi selatan dan barat daya kota, mulai dari kawasan Pusat Kota hingga Panam dan Arengka Atas. Kawasan-kawasan ini merupakan zona konsentrasi penduduk dengan pusat kegiatan yang beragam, sehingga menghasilkan kepadatan penduduk yang tinggi dan aktivitas ekonomi yang intensif. Hampir seluruh klinik kecantikan di Pekanbaru berlokasi di dalam kawasan-kawasan ini.

Pada jarak isokron 5 kilometer, klinik kecantikan mampu menjangkau hampir separuh kawasan permukiman di Kota Pekanbaru. Bahkan, jangkauannya meluas hingga mencapai permukiman di wilayah perbatasan Kabupaten Kampar, seperti Pandau dan Kubang. Namun, pada jarak isokron 1 kilometer, jangkauan pelayanan terlihat jauh lebih terbatas dan terfragmentasi, yang menunjukkan bahwa persebaran klinik kecantikan masih belum merata untuk akses jarak dekat.

Selain itu, terdapat beberapa wilayah di Pekanbaru yang belum terjangkau oleh pelayanan klinik kecantikan, seperti Palas dan Kulim, sementara wilayah lain seperti Rumbai dan Tenayan Raya masih harus menempuh jarak sedikit lebih jauh untuk mengakses layanan. Kondisi ini mengindikasikan adanya kesenjangan pelayanan yang dapat dimanfaatkan dalam strategi pengembangan bisnis. Dengan memanfaatkan celah atau gap jangkauan pelayanan antar klinik eksisting, pelaku usaha berpeluang membuka klinik baru pada area yang belum terlayani, sehingga dapat memperluas pasar sekaligus meningkatkan aksesibilitas layanan kecantikan bagi masyarakat.

Analisis Multi-Kriteria Pengembangan Bisnis

Pengembangan bisnis klinik kecantikan tentu membutuhkan pertimbangan terhadap berbagai faktor dan tantangan sebelum memutuskan ekspansi, salah satunya berkaitan dengan tingkat persaingan bisnis dan kondisi pasar. Proses analisis untuk pengembangan tersebut dapat dilakukan melalui pendekatan pengambilan keputusan berbasis multi-kriteria, yang memungkinkan penggabungan berbagai faktor dari beragam aspek ke dalam suatu struktur hirarki yang lebih sistematis (Putra dkk., 2023). Analisis multi-kriteria memberikan wawasan yang lebih komprehensif bagi pengambil keputusan melalui mekanisme perbandingan penilaian, sehingga mampu memeringkatkan berbagai tantangan atau masalah yang bersifat kompleks, tidak terstruktur, maupun sulit dibandingkan secara langsung (Saaty & Vargas, 2012).

Analisis multi-kriteria dilakukan menggunakan fitur SINI Site Analysis pada GEO MAPID, yang memungkinkan penggabungan berbagai POI sebagai kriteria dalam satu perhitungan untuk menentukan lokasi yang paling tepat dan potensial bagi pembangunan klinik kecantikan baru. Selain faktor spasial, fitur ini juga mengintegrasikan aspek demografi sebagai kriteria pendukung dalam proses penilaian lokasi. Adapun kriteria yang digunakan dalam analisis ini adalah sebagai berikut:

  • Pusat Perbelanjaan, dengan nilai kriteria 0,25
  • Universitas, dengan nilai kriteria 0,3
  • SMA, dengan nilai kriteria 0,1
  • Toko Kosmetik dan Kecantikan, dengan nilai kriteria 0,05
  • Demografi jumlah penduduk perempuan, dengan nilai kriteria 0,05
  • Demografi jumlah pelajar dan mahasiswa, dengan nilai kriteria 0,05, dan
  • Klinik Kecantikan, dengan nilai kriteria berbanding terbalik 0,2

Pemilihan kriteria tersebut disesuaikan dengan target pasar wanita dari kalangan pelajar dan mahasiswa, kedekatan dengan toko kosmetik yang memungkinkan adanya aglomerasi, sementara klinik kecantikan diputuskan berbanding terbalik untuk menghindari jarak yang terlalu dekat hingga menyebabkan persaingan yang terlalu ketat. Hasil analisis pemilihan lokasi dapat dilihat pada peta di bawah ini.

Peta pemilihan lokasi

Hasil pemetaan menunjukkan bahwa tingkat kesesuaian lokasi yang dihasilkan melalui analisis pemilihan lokasi relatif terbatas. Area dengan kategori sangat sesuai hanya mencakup dua lokasi, sementara kategori sesuai mencakup lima lokasi. Selebihnya termasuk ke dalam kategori cukup sesuai hingga sangat tidak sesuai. Pola ini tampaknya dipengaruhi oleh persebaran klinik kecantikan yang tidak merata, distribusi penduduk yang berbeda-beda antarwilayah, serta ketersediaan fasilitas pendukung. Hal ini terlihat dari dominasi kategori tidak sesuai di wilayah-wilayah yang memiliki jumlah penduduk rendah atau minim fasilitas ekonomi dan pendidikan tinggi.

Lokasi yang masuk kategori sangat sesuai umumnya terletak di kawasan yang ramai dan dikelilingi oleh klinik kecantikan eksisting, namun dengan jarak yang tidak terlalu berdekatan. Contoh paling menonjol adalah lokasi dengan nilai tertinggi yang berada di kawasan Pasar Pusat Pekanbaru. Kawasan ini berada tepat di tengah kota dan dikelilingi oleh berbagai pusat kegiatan, sehingga menjadi lokasi yang sangat strategis untuk pengembangan klinik kecantikan baru. Keberadaan beberapa klinik kecantikan lain dalam radius yang tidak terlalu dekat membuka peluang terbentuknya aglomerasi yang menguntungkan bagi bisnis. Lokasi sangat sesuai lainnya berada di kawasan Panam, khususnya di sekitar Universitas Riau dan sejumlah sekolah serta perguruan tinggi, yang juga berdekatan dengan pusat komersial. Posisi ini memberikan keuntungan strategis karena bertumpu pada pasar pelajar dan mahasiswa yang besar, sekaligus mendapat dukungan dari aktivitas kawasan komersial yang ramai.

Sementara itu, lokasi dengan kategori sesuai antara lain berada di kawasan Jalan Bakti dan Jalan Arifin Ahmad. Area ini memiliki potensi besar karena berdekatan dengan pembangunan Universitas Abdurrab dan pusat kegiatan remaja, serta berada pada koridor usaha kuliner yang berkembang di sepanjang Jalan Arifin Ahmad. Adapun lokasi lain dalam kategori sesuai umumnya berada di lingkungan sekolah atau perguruan tinggi, mengimplikasikan bahwa kedekatan dengan fasilitas pendidikan menjadi salah satu faktor yang memperkuat potensi pengembangan klinik kecantikan baru.

Kesimpulan

Permintaan yang terus meningkat terhadap layanan perawatan wajah modern membuka peluang besar bagi pengembangan bisnis klinik kecantikan. Di Kota Pekanbaru, sebagai salah satu kota besar yang sudah memiliki banyak klinik kecantikan, peluang untuk ekspansi maupun pendirian klinik baru masih sangat terbuka. Pola persebaran klinik yang cenderung mengelompok mengindikasikan adanya aglomerasi bisnis yang dapat memberikan keuntungan kompetitif, terutama karena sebagian kawasan permukiman masih belum terlayani sehingga terdapat potensi pemerataan layanan.

Hasil analisis pemilihan lokasi berbasis multi-kriteria menunjukkan bahwa area yang memenuhi kriteria di Kota Pekanbaru memang terbatas, tetapi lokasinya sangat strategis. Temuan ini juga memperlihatkan adanya keterkaitan antara kedekatan dengan sekolah maupun perguruan tinggi dan tingkat kesesuaian lokasi untuk pengembangan klinik kecantikan, terutama dalam menjangkau segmen pasar pelajar dan mahasiswa.

Penutup

Pada akhirnya, analisis ini masih menyimpan keterbatasan, yakni fokus pada target pasar pelajar dan mahasiswa yang terkadang minim budget, sehingga tidak terlalu menguntungkan apabila tidak mencari target pasar lain. Namun, penulis mengapresiasi keberagaman data yang dimiliki oleh MAPID dalam membantu analisis sederhana ini. Ke depannya, analisis dapat dikembangkan dengan mencakup target pasar yang lebih beragam. Target pasar seperti wanita karir, pengusaha, dan pegawai yang berpenghasilan tentunya lebih menguntungkan bagi bisnis klinik kecantikan. Pemilihan lokasi juga dapat memasukkan kawasan perkantoran serta fasilitas lainnya sebagai kriteria untuk pertimbangan kesesuaian lokasi klinik kecantikan yang lebih komprehensif dan holistik.

Daftar Pustaka

BPS Kota Pekanbaru. (2025). Kota Pekanbaru Dalam Angka 2025. Badan Pusat Statistik.

Julianto., Amin, C., & Kiat, U.E.I. (2023). Study of Spatial Pattern Distribution of Traditional Markets to Modern Markets in Surakarta City. Proceedings of the International Conference of Geography and Disaster Management (ICGDM 2022), 283-301. doi.org/10.2991/978-2-38476-066-4_18

Putra, R. P., Agustina, R. D., Susanti, S., Chusni, M. M., & Novitasari, E. (2023). Flood Hazard Mapping in Bandung Regency Based on Multi-Criteria Decision Analysis (MCDA) with AHP Method. Indonesian Review of Physics, 6(2), 82–91. doi.org/10.12928/irip.v6i2.10386

Raffler, C. (2018). About QNEAT3 . https://root676.github.io

Saaty, T. L., & Vargas, L. G. (2012). Models, Methods, Concepts & Applications of the Analytic Hierarchy Process. Springer.

Apakah analisis ini mencakup seluruh segmen pasar?

Tidak, analisis ini lebih terfokus kepada segmen pasar pelajar dan mahasiswa dikarenakan keterbatasan data.

Bagaimana penerapan MCDA dalam analisis ini?

MCDA dilakukan dengan melakukan perbandingan nilai antar kriteria tanpa melibatkan perhitungan kriteria berlapis.

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat