Latar Belakang
Kepopuleran kedai kopi (coffee shop) saat ini kian marak dan semakin banyak perkembangannya di beberapa daerah. Hal tersebut menunjukkan bagaimana keberadaan kedai kopi semakin menyebar di berbagai daerah baik di wilayah perkotaan hingga dekat dengan pedesaan. Peminatnya pun makin beragam tidak hanya di kalangan orang dewasa, golongan remaja berusia kurang dari 20 tahun bahkan menjadi peminatnya.
Menurut sumber dari (Kompas.id, 2025) yang menyebutkan data statistik dari, United States Department of Agriculture (USDA) bertajuk ”Indonesia Coffee Annual”, konsumsi kopi di Indonesia pada periode 2024/2025 diperkirakan akan meningkat sebesar 10.000 kantong. Dari 4,45 juta kantong pada periode 2020/2021 menjadi 4,8 juta kantong pada tahun ini. Jika satu kantong kopi setara dengan 60 kg kopi, makan total konsumsi kopi pada tahun ini sekitar 288.000 ton kopi.
Dalam perkembangan bisnis kedai kopi, ada beberapa faktor pendukung yang dapat menjadi suatu pertimbangan untuk menjadikan bisnisnya sukses dan populer, salah satunya adalah analisis berbasis lokasi. Analisis tersebut sangat berperan penting bagi keputusan dalam membangun bisnis dengan mempertimbangkan berbagai parameter yang diperlukan. Proses analisis ini merupakan bagian dari bidang ilmu yang dapat disebut sebagai Location Analytics.
Pada publikasi ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana persebaran usaha kedai kopi dapat dianalisis berdasarkan parameter demografi suatu wilayah hingga berdasarkan tingkat intensitas cahaya malam hari yang menunjukkan keramaian dan tingginya aktivitas di malam hari. Selain itu, akan dibahas juga mengenai saran apabila ada perencanaan pembangunan kedai kopi di lokasi lain berdasarkan analisis dari hasil location analytics.
Metode
Dalam publikasi ini, penulis melakukan pengumpulan data dengan memanfaatkan basis data yang tersedia di platform GEO MAPID. Data yang tersedia di platform ini antara lain adalah:
-
1.Data persebaran kedai kopi di Kabupaten Pamekasan tahun 2025;
-
2.Data demografi di Kabupaten Pamekasan pada Semester II tahun 2024;
-
3.Data status ekonomi dan sosial di Kabupaten Pamekasan; dan
-
4.Data night time light Kabupaten Pamekasan tahun 2023.
Selain data internal yang terdapat di dalam platform, penulis juga melakukan pengumpulan data berupa titik lokasi Sistem Pusat Permukiman berdasarkan Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pamekasan 2012-2032. Pada dokumen tersebut, terdapat lampiran Peta Rencana Struktur Ruang Wilayah di Kabupaten Pamekasan. Kemudian dari peta tersebut, bisa dilakukan input data berupa persebaran titik Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan yang Dipromosikan Menjadi PKL (PKLp), Pusat Pelayanan Kawasan (PPK), dan Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL). Dari data tersebut, dapat dilakukan analisis mengenai perkiraan lokasi mana saja yang cenderung menjadi pusat kegiatan masyarakat di Kabupaten Pamekasan.

Data shapefile berupa jalan hingga landmark atau marka tanah, juga diperlukan untuk mendapatkan analisis lebih lanjut terkait proksimitas atau kedekatan objek terhadap persebaran lokasi kedai kopi. Hal tersebut dapat digunakan untuk mengetahui apakah faktor kedekatan dengan objek yang telah disebutkan tadi, memiliki pengaruh terhadap persebaran pembangunan kedai kopi.
Pembahasan
Analisis Lokasi Persebaran Kedai Kopi di Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan data persebaran kedai kopi di bawah ini, kedai kopi terbanyak cenderung berada di Kecamatan Pamekasan. Terdapat sekitar 40 lebih kedai kafe di Kecamatan Pamekasan, sedangkan di urutan kedua terbanyak di Kecamatan Pademawu lebih sedikit sekitar 11 kedai kopi. Hal tersebut disebabkan karena Kecamatan Pamekasan merupakan ibukota Kabupaten Pamekasan. Pembangunan pusat kota memang cenderung lebih intensif dibandingkan daerah lainnya.

Dalam hasil visualisasi di atas, perkembangan bisnis kedai kopi tidak hanya terjadi di area pusat perkotaan saja. Kecamatan Pasean, Pakong, Waru, dan lain sebagainya juga terdapat tempat kedai kopi di sekitar 5 titik atau lebih. Hal tersebut menandakan peminat kopi dari bisnis kedai kopi juga memungkinkan semakin tersebar kepopulerannya dan terkenal hingga di wilayah lainnya bahkan pinggiran kota. Semakin meningkatnya peminatan masyarakat terhadap kopi menunjukkan pengembangan bisnis kedai kopi di tempat-tempat lain bisa berpotensi memberikan keuntungan dan semakin menarik perhatian masyarakat sekitar untuk berbelanja di kedai kopi.
Analisis Persebaran Kedai Kopi terhadap Data Demografi di Kabupaten Pamekasan
Dari hasil analisis menggunakan fitur SINI AI, diperoleh persebaran kedai kopi yang banyak terdapat di daerah pusat kota memiliki rata-rata penduduk produktif (15-64 tahun) sekitar 55 ribu jiwa. Jika ditinjau dalam rentang usia, diasumsikan dalam rentang umur tersebut adalah rata-rata usia penikmat kopi. Maka daerah yang berwarna hijau dari hasil analisis SINI AI, menunjukkan lokasi yang cukup baik dalam membangun bisnis kedai kopi. Dengan adanya variasi lokasi kedai kopi, bisa memberikan pengalaman yang baru bagi para penikmat kopi.

Ditinjau dari segi usia pelajar atau mahasiswa, jumlahnya yang cukup banyak dapat menjadi potensi strategis dalam mengembangkan bisnis kedai kopi. Alasannya adalah pada umumnya para pelajar atau mahasiswa seringkali memanfaatkan tempat kedai kopi sebagai ruang pertemuan untuk mengerjakan tugas bersama atau berbincang santai dan berdiskusi dengan temannya. Dengan begitu, mereka akan lebih leluasa dalam membuat janji temu dengan teman lainnya di berbagai lokasi kedai kopi yang diinginkan yang memberikan beragam menu dan pelayanan yang ditawarkan. Jika diasumsikan peminat kopi semakin meningkat seiring waktu, tentunya keberadaan kedai kopi tersebut dapat semakin berkembang sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk usia produktif.
Analisis Persebaran Kedai Kopi terhadap Sistem Pusat Permukiman di Kabupaten Pamekasan
Berikut visualisasi mengenai bentuk persebaran kedai kopi terhadap rencana struktur ruang wilayah tahun 2012-2032 menurut Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pamekasan 2012-2032. Terlebih dahulu perlu dipahami beberapa definisi yang tertulis di dalam Peraturan Daerah tersebut.
-
1.Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota atau beberapa kecamatan.
-
2.Pusat Pelayanan Kawasan, adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala Kecamatan atau beberapa Desa.
-
3.Pusat Pelayanan Lingkungan, adalah pusat permukiman yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala antar Desa.
-
4.Pusat Kegiatan yang Dipromosikan Menjadi PKL, adalah Pusat Kegiatan Lokal (PKL) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah yang berada di kawasan perkotaan dan berfungsi untuk melayani kegiatan skala Daerah Kabupaten/Kota atau beberapa Kecamatan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi.

Lokasi PKW merupakan daerah Kecamatan Pamekasan yang pembangunannya memang cenderung lebih tinggi dibanding kecamatan lainnya. Banyaknya lokasi kedai kafe di sekitar area PKW menunjukkan kesesuaian rencana pemerintah dengan menjadikan Kecamatan Pamekasan sebagai kawasan perkotaan yang dapat melayani berbagai kegiatan masyarakat dalam skala provinsi hingga kecamatan.
Menurut hasil overlay data jalan pada peta di bawah menunjukkan jalan utama yang melewati kawasan PKW adalah jalan kolektor. Jalan ini memang seringkali digunakan untuk lalu lintas kegiatan antarkota/kabupaten hingga provinsi. Tampak lokasi kedai kopi sangat banyak terdapat pada jalan jenis ini, hal ini tentu memudahkan konsumen dari luar atau dalam kota menemukan kedai kopi dan menguntungkan pemilik kedai kopi karena pelanggan yang berdatangan tidak hanya orang lokal saja. Oleh karena itu, kedai kopi yang berada dekat dengan jalan kolektor cenderung lebih strategis untuk menarik perhatian pengguna lalu lintas yang lewat di jalan tersebut.

Beberapa daerah lainnya direncanakan untuk menjadi kawasan perkotaan yang melayani kegiatan skala kecamatan hingga beberapa desa seperti Kecamatan Pademawu, Tlanakan, Proppo, Batu Marmar, dan sebagainya. Pada daerah tersebut lokasi kedai kafe cenderung tidak memusat di sekitar sistem permukiman tersebut, persebarannya kemungkinan berdasarkan akses yang seringkali dilewati oleh warga sekitar. Jika dilihat dalam gambar di bawah memang lokasi kedai kopi rata-rata terletak di sekitar jalan lokal.

Oleh karena itu, perbandingan antara titik-titik lokasi kedai kopi di sekitar jalan lokal dan kolektor adalah kecenderungan posisi strategis dalam mendapatkan perhatian dari para pengguna lalu lintas jalan tersebut. Lalu lintas yang lebih ramai di jalan kolektor dapat memberikan peluang lebih banyak bagi pengusaha kedai kopi untuk dikunjungi oleh konsumen.
Analisis Persebaran Kedai Kopi terhadap Kondisi Ekonomi dan Sosial di Kabupaten Pamekasan
Berdasarkan data persebaran kedai kopi terhadap status ekonomi dan sosial tahun 2024 di Kabupaten Pamekasan, didapatkan hasil visualisasi sebagai berikut.

Pada gambar di atas menunjukkan jumlah penduduk yang bekerja berdasarkan wilayah per desa. Tampak pada hasil tersebut hanya terdapat 1 desa yang memiliki jumlah penduduk yang bekerja terbanyak, yaitu Desa Blumbungan. Apabila dikaitkan dengan sistem pusat permukiman, jumlah penduduk yang bekerja di sekitar kawasan PKW lebih sedikit jumlahnya dibandingkan dengan yang ada di Desa Blumbungan.

Jumlah orang yang sudah bekerja di Kelurahan Bugih dan Kelurahan Jungcangcang (Kecamatan Pamekasan) sekitar 3.439 dan 6.149 jiwa, sedangkan di Desa Blumbungan (Kecamatan Larangan) terdapat sekitar 9.462 jiwa. Jumlah orang yang sudah bekerja jika dijumlahkan antara Desa Bugih dan Jungcangcang kira-kira hampir sama-sama mendekati nilainya dengan jumlah yang terdapat di Desa Blumbungan.


Dari data di atas persebaran kedai kopi, tidak terlalu dipengaruhi oleh jumlah penduduk yang bekerja. Hal tersebut disebabkan pembangunan kedai kopi tidak terlalu memperhatikan kondisi sosial masyarakat, karena kehidupan masyarakat yang heterogen dalam segi kehidupan sosialnya antara yang sudah atau belum bekerja. Selain itu, adanya kedai kopi bisa menjadi kebutuhan tersier bagi mereka yang butuh untuk memenuhi kesenangan pribadi dan bukan merupakan pilihan utama dalam membelanjakan anggaran pribadi.

Berdasarkan penjabaran di atas, lokasi persebaran kedai kafe cenderung memusat di sekitar pusat ibukota Kabupaten Pamekasan disebabkan status ekonomi masyarakatnya cenderung di tingkat atas. Meskipun, dibandingkan dengan Desa Blumbungan yang rata-rata tinggi jumlah penduduk yang bekerja kawasan perkotaan seringkali menjadi pusat perkumpulan orang-orang yang strata ekonominya menengah hingga atas karena banyak alternatif dalam membelanjakan keinginan atau kebutuhan mereka. Hanya sedikit kedai kopi yang terdapat di Desa Blumbungan karena wilayahnya masih belum banyak berkembang seperti daerah perkotaan. Faktor status ekonomi dan sosial tersebut, yang kemungkinan besar menjadi alasan banyak sekali dibangun kedai kopi untuk menggaet kalangan masyarakat dengan perekonomian kelas menengah ke atas.
Analisis Hubungan antara Persebaran Kedai Kopi terhadap Data Night Time Light di Kabupaten Pamekasan
Data night time light (NTL) dapat membantu dalam menentukan area mana saja yang cenderung memiliki tingkat aktivitas di malam hari yang tinggi berdasarkan intensitas cahayanya. Dari hasil visualisasi data NTL dengan persebaran kedai kopi, diketahui persebaran lokasi kedai kopi cenderung sesuai dengan data NTL. Dalam hal ini diasumsikan aktivitas yang terjadi di kedai kopi rata-rata masih beroperasi hingga malam hari. Meskipun, pada dasarnya visualisasi data NTL sendiri bisa berasal dari sumber pencahayaan lain, seperti kawasan penduduk hingga taman kota.

Dari gambar data NTL di atas menunjukkan intensitas cahaya yang tinggi berada di sekitar lokasi pusat kota. Sangat sesuai jika persebaran kedai kopi semakin menyebar pembangunan di kawasan sekitarnya, yang menandakan aktivitas malam hari sangat tinggi. Hal tersebut sekaligus menandakan aktivitas penduduk yang ramai terjadi di malam hari pada beberapa area tertentu. Selain itu, alasannya adalah kedai kopi memang pada umumnya beroperasi mulai dari sore hingga malam hari. Sehingga, beberapa kedai kopi yang berada pada daerah dengan intensitas cahaya tinggi berpotensi mendapatkan jumlah konsumen yang lebih banyak dibandingkan sekitarnya.
Analisis Hubungan antara Persebaran Kedai Kopi terhadap Lokasi Marka Tanah (Landmark) di Kabupaten Pamekasan
Dalam pembahasan ini, penulis akan menggunakan 2 contoh landmark atau marka tanah di Kabupaten Pamekasan, yaitu Monumen Arek Lancor dan kawasan Pendopo Agung Ronggosukowati yang cenderung terkenal seantero Kabupaten Pamekasan. Pada gambar di bawah ini, sangat jelas menunjukkan landmark berada di Kecamatan Pamekasan yang sebagian besar daerahnya merupakan perkotaan.

Pada gambar di bawah ini lebih jelas lagi terlihat, hanya terdapat beberapa kedai kopi di sekitar landmark. Lokasi kedai kopi yang dekat dengan Arek Lancor lebih banyak dibandingkan dengan di sekitar Pendopo Agung Ronggosukowati.

Suasana di Arek Lancor memang cenderung ramai dan cocok untuk tempat berkumpul semua orang yang hadir. Pada gambar di bawah ini adalah kondisi saat lingkungan sekitar Arek Lancor pada siang dan malam hari. Terasa sepi pada saat siang hari, namun akan banyak orang pada malam harinya. Ketika orang-orang selesai berkumpul di sekitar kawasan tersebut, mereka dapat mencari alternatif lokasi tempat berkumpul lainnya seperti kedai kopi terdekat di sekitarnya.

Pada hasil visualisasi radius 500 meter dari Arek Lancor saja dapat ditemukan sekitar 10 kedai kopi yang bisa memberikan pilihan kedai kopi sesuai keinginan konsumen. Jika orang-orang merasa bosan berkumpul di Arek Lancor, mereka bisa dengan mudah menemukan lokasi terdekat di antara 10 kedai kopi tersebut.

Area yang sangat ramai dan banyak lampu penerangan pada malam hari sangat sesuai dengan kondisi malam hari di sekitar Arek Lancor. Jumlah kedai kopi di sekitarnya tidak terlalu terkait dengan intensitas cahaya di malam hari.

Jika dibandingkan dengan area di sekitar Pendopo Agung Ronggosukowati, cenderung sepi meskipun masih digunakan oleh beberapa warga sekitar sebagai tempat berkumpul atau berjualan di pinggir jalan. Ketika suasana pagi hingga sore masih terlihat ramai dengan warga, maka ketika malam tidak banyak warga berkumpul di sekitar area ini terlebih lagi kondisi penerangan jalan tidak terlalu memadai seperti di kawasan Arek Lancor.

Jika dibuat radius sekitar 500 meter dari landmark Pendopo Agung Ronggosukowati, hanya terdapat 2 kedai kopi saja. Sehingga, tidak banyak alternatif pilihan bagi warga sekitar jika ingin berkunjung ke kedai kopi. Area di sekitar memang rata-rata kawasan penduduk dan area bisnis termasuk Kantor Pemerintah Kabupaten Pamekasan. Jadi, terasa wajar jika tidak banyak dibangun kafe di sekitar karena cenderung sepi dant tidak banyak orang yang melewati jalan-jalan kecil.

Kesimpulan
Dari hasil penjabaran di atas, dapat disimpulkan terkait persebaran kedai kopi di Kabupaten Pamekasan.
-
1.Dalam hasil visualisasi persebaran titik lokasi kedai kopi cukup banyak tersebar di daerah pusat perkotaan Kabupaten Pamekasan, terutama di Kecamatan Pamekasan dan sekitarnya. Terdapat beberapa kedai kopi di beberapa kecamatan lainnya, yang sangat memungkinkan untuk terus berkembang ke daerah lain dan makin menambah variasi lokasi kedai kopi yang ada di Kabupaten Pamekasan.
-
2.Lokasi kedai kopi yang berada di sekitar area dengan kondisi demografi dengan rata-rata penduduknya berusia produktif (15-64 tahun) atau pelajar hingga mahasiswa bisa membuka kesempatan untuk dikunjungi oleh kelompok masyarakat tersebut. Kedai kopi pada umumnya digunakan sebagai tempat berkumpul, diskusi hingga mengerjakan tugas mandiri atau kelompok yang nyaman dengan menawarkan berbagai menu makanan dan minuman yang cocok bagi mereka.
-
3.Kecamatan Pamekasan termasuk ke dalam kategori Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) menurut sistem pusat permukiman berdasarkan Perda Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pamekasan 2012-2032. Terdapat cukup banyak kedai kopi di wilayah ini dan beberapa di antaranya berada di sekitar jalan kolektor. Pembangunan kedai kopi di Kecamatan Pamekasan dapat memberikan peluang yang lebih baik dalam menarik minat konsumen terlebih lagi jika dibangun di sekitar jenis jalan kolektor.
-
4.Kondisi ekonomi dan sosial di Kabupaten Pamekasan sangat bervariatif. Kondisi masyarakatnya heterogen dapat terdiri dari kelompok yang tidak dan sudah bekerja, dan persebaran lokasi kedai kopi tidak terkait dengan kondisi ini. Hal tersebut disebabkan karena minat terhadap kedai kopi merupakan salah satu kebutuhan tersier bagi seseorang jika ingin memenuhi kebutuhan pribadi setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi. Namun, jika dikaitkan dengan status ekonomi sosial, persebaran kedai kopi sangat banyak berada di lokasi permukiman yang rata-rata penduduknya berada di kelas ekonomi menengah hingga atas.
-
5.Berdasarkan hasil visualisasi data night time light, bagian dengan intensitas cahaya tinggi terdapat banyak kedai kopi. Bagian dengan intensitas cahaya tinggi berada pada daerah pusat kota Kabupaten Pamekasan. Hal tersebut menunjukkan bahwa lokasi pembangunan kedai kopi cenderung berada di daerah dengan aktivitas masyarakat yang ramai pada malam hari. Sehingga, masyarakat sekitar yang tidak cukup waktu di waktu pagi hingga sore hari untuk berkunjung ke kedai kopi, bisa menyempatkan waktu di malam harinya.
-
6.Jika memperhatikan keterkaitan dengan landmark di Kabupaten Pamekasan, seperti Arek Lancor dan Pendopo Agung Ronggosukowati, keberadaan kedai kopi lebih banyak berada di sekitar Arek Lancor dalam radius 500 meter. Meskipun kedua lokasi landmark seringkali digunakan oleh warga sekitar sebagai tempat berkumpul atau melakukan kegiatan lainnya, potensi kedai kopi yang berada di sekitar Arek Lancor akan lebih banyak dilirik oleh konsumen karena jaraknya yang dekat dan mudah dijangkau apalagi jika mereka ingin berpindah lokasi mencari tempat hangout yang lain.
Daftar Pustaka
Peraturan Daerah Kabupaten Pamekasan Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pamekasan 2012-2032. (Pemerintah Kabupaten Pamekasan, 2012)
kompas.id. (2025, 5 Januari). Mengintip Tren dan Tantangan Bisnis Kopi 2025. Diakses pada 26 Juli 2025, dari https://www.kompas.id/artikel/mengintip-tren-dan-tantangan-bisnis-kopi-2025