Analisis Potensi Bisnis dan Lokasi Pengembangan Pusat Kebugaran di Kota Tangerang Selatan

28 September 2025

By: Alfandy Rafliansyah Subingat

Open Project

Potensi bisnis GYM di Tangerang Selatan

Analisis Potensi Bisnis dan Lokasi Pengembangan Pusat Kebugaran di Kota Tangerang Selatan

Latar Belakang

Dalam beberapa tahun terakhir, tren gaya hidup sehat menjadi fenomena global yang mendorong masyarakat untuk lebih memperhatikan kesehatan fisik maupun mental. Aktivitas olahraga di pusat kebugaran tidak lagi dipandang sekadar kebutuhan rekreasi, melainkan bagian dari gaya hidup sehari-hari. Laporan IHRSA (2020) mencatat bahwa industri pusat kebugaran terus mengalami pertumbuhan signifikan secara global, terutama di wilayah perkotaan dengan kelas menengah yang berkembang pesat. Kondisi serupa juga terjadi di Indonesia. Masyarakat perkotaan semakin menjadikan pusat kebugaran sebagai sarana untuk menjaga kebugaran tubuh sekaligus membangun interaksi sosial (Putri & Santoso, 2022). Faktor-faktor seperti lokasi yang strategis, fasilitas yang lengkap, serta harga yang kompetitif berperan penting dalam keputusan konsumen memilih pusat kebugaran (Pratama & Nugroho, 2019).

Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu wilayah dengan perkembangan pesat di kawasan Jabodetabek. Sebagai kota penyangga ibu kota, Tangerang Selatan ditandai dengan tingginya pertumbuhan penduduk, pembangunan perumahan modern seperti BSD City dan Bintaro Jaya, serta meningkatnya jumlah pusat perbelanjaan dan kawasan komersial. Karakteristik ini menunjukkan adanya pasar potensial bagi industri kebugaran, khususnya bagi kelompok usia produktif dan masyarakat kelas menengah ke atas. Namun, pemilihan lokasi pusat kebugaran masih menjadi tantangan penting, karena keberhasilan bisnis fitness center sangat bergantung pada aksesibilitas, kepadatan penduduk, serta kedekatannya dengan pusat aktivitas masyarakat (Wang & Li, 2020; Suwandi & Handayani, 2021).

Meningkatnya tren gaya hidup sehat tersebut ternyata tidak sejalan dengan ketersediaan pusat kebugaran di Kota Tangerang Selatan. Pertumbuhan pesat kawasan hunian dan komersial, ditambah dengan dominasi penduduk usia produktif, belum diiringi dengan persebaran fasilitas kebugaran yang memadai. Kondisi ini membuka peluang besar bagi pengembangan bisnis fitness center di wilayah tersebut. Akan tetapi, peluang tersebut juga dibarengi dengan tantangan berupa semakin tingginya tingkat persaingan di antara pelaku usaha. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang komprehensif, mulai dari penentuan konsep layanan, pengembangan fasilitas yang inovatif, strategi promosi yang tepat, hingga kebijakan harga yang kompetitif. Dari berbagai faktor tersebut, pemilihan lokasi menjadi elemen yang sangat menentukan keberhasilan bisnis. Pendekatan berbasis spasial, seperti location analytics, dapat digunakan untuk memetakan persebaran pesaing sekaligus mengidentifikasi titik-titik potensial untuk pengembangan pusat kebugaran baru.

Tujuan

Tujuan dari Publikasi meliputi :

  1. 1.
    Mengetahui persebaran lokasi pusat kebugaran di Kota Tangerang Selatan.
  1. 2.
    Menentukan calon lokasi strategis untuk peluang pengembangan bisnis pusat kebugaran di Kota Tangerang Selatan.

Metode Penelitian

Sumber Data

Data data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Batas Administrasi Kota Tangerang Selatan (Sumber: Geo Mapid)

2. Demografi Kota Tangerang Selatan (Sumber: Geo Mapid)

3. Lokasi Sebaran Pusat Kebugaran di Kota Tangerang Selatan (Sumber: Google Maps)

Metode

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah heatmap dan grid analysis. Analisis grid dilakukan melalui proses overlay terhadoverlayrapa parameter spasial yang tersedia pada fitur INSIGHT dalam aplikasi GEO MAPID. Tujuan dari teknik ini adalah untuk mengidentifikasi lokasi potensial pengembangan pusat kebugaran berdasarkan faktor spasial dan demografis yang relevan.

Adapun parameter yang digunakan dalam analisis meliputi:

  1. 1.
    Persebaran pusat kebugaran (fitness center/gym) yang telah beroperasi di Kota Tangerang Selatan.
  1. 2.
    Tingkat aksesibilitas lokasi terhadap jaringan transportasi umum.
  1. 3.
    Persebaran penduduk usia produktif, yaitu kelompok masyarakat berusia 15–64 tahun sesuai dengan klasifikasi Badan Pusat Statistik (BPS).

Melalui kombinasi parameter tersebut, diharapkan analisis dapat memberikan gambaran spasial yang lebih komprehensif mengenai area-area dengan potensi tinggi untuk pengembangan bisnis pusat kebugaran di Kota Tangerang Selatan.

Pembahasan

Heatmap Persebaran GYM di Tangerang Selatan

Berdasarkan hasil analisis spasial menggunakan metode heatmap, terlihat bahwa persebaran pusat kebugaran (gym) di Kota Tangerang Selatan cenderung terkonsentrasi pada beberapa titik utama. Konsentrasi tertinggi terdapat di wilayah Serpong, Ciputat, Pamulang, dan Pondok Aren, yang ditunjukkan dengan intensitas warna hijau-kuning pada peta. Daerah-daerah ini merupakan kawasan dengan tingkat pembangunan perumahan dan komersial yang pesat, serta didukung oleh tingginya jumlah penduduk usia produktif.

Di sisi lain, wilayah seperti Ciputat Timur, Setu, dan sebagian kecamatan di perbatasan selatan relatif memiliki intensitas yang lebih rendah, yang mengindikasikan keterbatasan jumlah gym di area tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kesenjangan distribusi fasilitas kebugaran, di mana pusat aktivitas masih berfokus pada kawasan padat penduduk dan ekonomi menengah ke atas, sementara wilayah lain belum terlayani secara optimal.

Temuan ini sejalan dengan penelitian Wang & Li (2020) yang menyatakan bahwa keberadaan pusat kebugaran pada umumnya terkonsentrasi di daerah perkotaan dengan aksesibilitas tinggi dan kepadatan penduduk yang signifikan. Selain itu, menurut Pratama & Nugroho (2019), faktor lokasi memiliki peran dominan dalam keputusan konsumen memilih pusat kebugaran, khususnya yang dekat dengan tempat tinggal maupun pusat aktivitas harian.

Dengan demikian, meskipun tren gaya hidup sehat semakin meningkat di Kota Tangerang Selatan, masih terdapat potensi pengembangan pusat kebugaran di wilayah dengan intensitas rendah. Strategi ekspansi usaha kebugaran dapat diarahkan ke area-area dengan populasi usia produktif yang tinggi, aksesibilitas transportasi memadai, tetapi saat ini belum memiliki konsentrasi gym yang signifikan.

hasil site analisis

Hasil analisis kesesuaian lokasi dengan pendekatan grid analysis menunjukkan bahwa wilayah dengan tingkat kesesuaian tertinggi (sangat sesuai dan sesuai) berada di Kecamatan Pamulang, khususnya di sekitar Kelurahan Pondok Benda dan Bambu Apus. Kondisi ini dapat dikaitkan dengan beberapa faktor, antara lain:

  • Kepadatan Penduduk Usia Produktif Pamulang merupakan salah satu kecamatan dengan populasi tinggi di Tangerang Selatan, sehingga permintaan terhadap fasilitas kebugaran relatif besar.
  • Aksesibilitas dan Konektivitas Lokasi ini memiliki jaringan jalan yang baik serta akses menuju kawasan pendidikan dan pemukiman padat, sehingga mendukung kemudahan jangkauan pengguna.
  • Persebaran Gym Eksisting Dibandingkan dengan pusat kota Tangerang Selatan (misalnya Ciputat atau Serpong), jumlah fasilitas kebugaran di Pamulang masih relatif terbatas, sehingga potensi pasar baru cukup besar.

Sebaliknya, wilayah di bagian barat (misalnya Serpong Barat, Kelapa Dua, hingga Cisauk) cenderung masuk kategori tidak sesuai hingga sangat tidak sesuai. Faktor penyebabnya antara lain keterbatasan aksesibilitas, jarak dari pusat permukiman, serta ketersediaan fasilitas kebugaran yang sudah relatif jenuh. Temuan ini sejalan dengan penelitian oleh Yusuf & Prasetyo (2021), yang menyatakan bahwa pemilihan lokasi fasilitas olahraga sangat dipengaruhi oleh faktor demografi, aksesibilitas, dan distribusi kompetitor.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis spasial yang menggunakan pendekatan heatmap dan grid analysis pada Geo Mapid, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:

  1. 1.
    Persebaran pusat kebugaran (gym) di Kota Tangerang Selatan masih cenderung terpusat pada area tertentu, terutama di kawasan Serpong, Ciputat, dan Pondok Aren. Sementara itu, wilayah lain seperti Pamulang dan sekitarnya masih relatif kurang faislitas kebugaran, sehingga membuka peluang pengembangan usaha baru.
  1. 2.
    Analisis site selection menunjukkan bahwa kawasan Pamulang, khususnya di sekitar Pondok Benda dan Bambu Apus, merupakan area dengan tingkat kesesuaian tinggi untuk pengembangan industri Pusat kebugaran (Gym). Hal ini didukung oleh faktor aksesibilitas, kepadatan penduduk usia produktif (15–64 tahun), serta perkembangan kawasan perumahan dan komersial.

Catatan

Penelitian ini berfokus pada analisis lokasi potensial sebagai salah satu pendekatan dalam strategi pengembangan usaha. Namun, untuk mencapai keberhasilan yang optimal, masih diperlukan perencanaan strategi lain secara menyeluruh dan terintegrasi. Selain itu, analisis yang dilakukan dalam penelitian ini masih dapat diperluas dan diperdalam, sehingga mampu memberikan kontribusi lebih kuat dalam penyusunan strategi bisnis berbasis lokasi.

Refrensi

International Health, Racquet & Sportsclub Association (IHRSA). (2020). The IHRSA Global Report: The State of the Health Club Industry. Boston: IHRSA.

Pratama, A., & Nugroho, H. (2019). Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan konsumen dalam memilih pusat kebugaran di perkotaan. Jurnal Manajemen Pemasaran, 13(2), 112–125. https://doi.org/10.9744/jmp.13.2.112-125

Putri, D. A., & Santoso, B. (2022). Gaya hidup sehat masyarakat perkotaan: Antara kebutuhan fisik dan interaksi sosial. Jurnal Sosiologi Modern, 18(1), 45–59. https://doi.org/10.21009/jsm.18.1.45

Suwandi, R., & Handayani, S. (2021). Analisis pemilihan lokasi bisnis berbasis spasial di wilayah perkotaan. Jurnal Geografi dan Perencanaan Wilayah, 7(3), 201–215. https://doi.org/10.23917/jgpw.v7i3.2021

Wang, Y., & Li, J. (2020). Location analysis of fitness centers in urban China: Accessibility, competition, and spatial distribution. Journal of Urban Planning and Development, 146(4), 04020037. https://doi.org/10.1061/(ASCE)UP.1943-5444.000062

Yusuf, M. A., & Prasetyo, A. (2021). Analisis faktor penentu lokasi fasilitas olahraga berbasis spasial di kawasan perkotaan. Jurnal Geografi, 13(2), 145–156. https://doi.org/10.15294/jg.v13i2.XXXX

Data Publikasi

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat