Dari Halte ke Wisata: Analisis Keterjangkauan Objek Wisata Kota Surakarta untuk Pejalan Kaki

22 Oktober 2024

โ€ข

By: Kerenita Yosephin Simarmata

Open Data

Buffer_Wisata

Open Data

Halte_BST

Open Data

Lokasi_Wisata

Open Data

Isochrone_Halte BST

Open Project

Dari Halte ke Wisata Kota Surakarta

Dari Halte ke Wisata: Analisis Keterjangkauan Objek Wisata Kota Surakarta untuk Pejalan Kaki

Pendahuluan

๐“š๐“ธ๐“ฝ๐“ช ๐“ข๐“พ๐“ป๐“ช๐“ด๐“ช๐“ป๐“ฝ๐“ช yang sering kali dikenal dengan nama Solo, merupakan destinasi wisata yang kaya akan budaya dan sejarah. Mulai dari Keraton Surakarta, Pura Mangkunegaran, sederet museum hingga kampung batik menjadi tempat wisata di Kota Surakarta yang sangat populer dan menonjolkan ciri khas kota ini. Kepala Bidang (Kabid) Destinasi dan Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Surakarta, Gembong Hadiwibowo mengatakan tingkat kunjungan wisatawan Kota Surakarta tahun 2023 didominasi wisatawan nusantara sebanyak 5.519.581 jiwa, kemudian turis mancanegara sebanyak 22.119 jiwa. Jika dibandingkan tahun 2022, tingkat kunjungan wisatawan di Kota Surakarta naik signifikan. Kenaikan tingkat kunjungan wisatawan dipengaruhi destinasi wisata baru yang menjadi daya tarik kuat bagi para wisatawan. Destinasi wisata tersebut, yakni Solo Safari, Taman Pracima di kompleks Pura Mangkunegaran, dan Masjid Syeikh Zayed Solo.

Namun, dengan daya tarik yang terus berkembang, kemacetan di kota ini menjadi tantangan yang perlu dihadapi, terutama selama musim liburan. Mengingat pertumbuhan jumlah wisatawan yang pesat, penting untuk menerapkan strategi transportasi yang efisien demi menjaga mobilitas warga dan pengunjung. Seperti menurut Buhalis (2000), aksesbilitas yang baik merupakan kunci untuk meningkatkan kunjungan wisatawan dan menciptakan pengalaman yang memuaskan.

Gambar 1. Informasi Meningkatnya Wisatawan Kota Surakarta

๐“‘๐“ช๐“ฝ๐“ฒ๐“ด ๐“ข๐“ธ๐“ต๐“ธ ๐“ฃ๐“ป๐“ช๐“ท๐“ผ (BST) menjadi salah satu cara terbaik untuk menjelajahi pesona Kota Surakarta. BST adalah sebuah sistem transportasi bus yang dirancang untuk meningkatkan aksesibilitas wisatawan ke berbagai destinasi menarik di kota ini. BST menawarkan rute yang menghubungkan berbagai tempat wisata populer seperti Keraton Surakarta, Pasar Klewer, dan Taman Balekambang, memudahkan wisatawan untuk bergerak tanpa harus khawatir tentang kemacetan atau mencari tempat parkir. Dengan biaya yang terjangkau dan layanan yang nyaman, Batik Solo Trans tidak hanya mempermudah perjalanan, tetapi juga mendukung upaya pemerintah kota untuk mengurangi polusi dan kemacetan lalu lintas. Melalui layanan ini, wisatawan dapat menikmati keindahan dan keunikan Solo dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan efisien.

Metodologi

๐“‘๐“ช๐“ฝ๐“ช๐“ผ๐“ช๐“ท ๐“ต๐“ธ๐“ด๐“ช๐“ผ๐“ฒ pada penelitian ini adalah wilayah administratif Kota Surakarta yang memiliki luas sebesar 44,5 kmยฒ. Untuk mengetahui keterjangkauan objek wisata oleh pejalan kaki, maka penelitian ini menggunakan data sebagai berikut:

1. Titik Halte BST

2. Titik Destinasi Wisata

Data titik halte BST didapatkan dari aplikasi Mitra Darat yang berisi informasi lengkap mengenai jadwal, rute hingga lokasi halte BST. Data titik destinasi wisata bersumber dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta.

Gambar 2. Peta Wilayah Kota Surakarta

๐“œ๐“ฎ๐“ฝ๐“ธ๐“ญ๐“ฎ dilakukan dengan analisis isochrone pada data halte BST menggunakan layanan MAPID untuk mengetahui jangkauan pejalan kaki dari halte BST menuju destinasi wisata dan mengidentifikasi destinasi pariwisata mana saja yang berada dalam jangkauan tersebut. Standar jarak keterjangkauan bagi pejalan kaki yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 03/PRT/M/2014 mengatur bahwa jarak optimal untuk pejalan kaki adalah 400 meter. Ini berarti bahwa fasilitas publik, salah satunya seperti halte transportasi, sebaiknya berada dalam jarak tersebut agar dapat diakses dengan mudah oleh pejalan kaki. Data destinasi wisata berupa titik dilakukan proses ring buffer menggunakan aplikasi ArcMap 10.3 dengan asumsi radius area wisata dari titik wisata sebesar 100 meter.

Gambar 3. Alur Penelitian

Hasil dan Pembahasan

Sebaran titik BST dan Wisata

๐“‘๐“ฎ๐“ป๐“ญ๐“ช๐“ผ๐“ช๐“ป๐“ด๐“ช๐“ท data yang telah didapatkan, Kota Surakarta memiliki memiliki 311 halte BST terdiri atas 12 koridor dengan 6 koridor utama dan 6 koridor pengumpan. Titik halte BST banyak tersebar pada bagian tengah dan selatan Kota Surakarta, sedangkan bagian utara beberapa tempat tidak terdapat halte BST. Tidak hanya di Kota Surakarta, BST beroperasi hingga Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Karanganyar. Terdapat 28 destinasi wisata Kota Surakarta yang beragam, terdiri dari wisata budaya, wisata religi, wisata taman, wisata belanja, wisata alam, wisata permukiman dan wisata lainnya. Didominasi oleh wisata budaya dengan persentase 60,7% membuktikan bahwa Kota Surakarta kaya akan warisan budaya dan sejarah. Kemudian wisata taman sebesar 17,9% yang tersebar di Kota Surakarta sebagai ruang terbuka hijau dan tempat bersantai. Data titik lokasi wisata juga sudah dilengkapi dengan informasi nama wisata, jenis wisata, alamat, tiket masuk, jam operasional dan gambar destinasi wisata serta data titik halte BST berisi informasi nama halte BST sekitar. Informasi ini akan membantu dalam melakukan perencanaan dan penentuan tujuan halte BST terdekat untuk mencapai destinasi wisata.

diagram pie dan data titik wisata

๐“—๐“ช๐“ผ๐“ฒ๐“ต analisis keterjangkauan destinasi wisata Kota Surakarta dengan halte BST menunjukkan 93% (26 dari 28 wisata) masuk dalam jangkauan 400 meter dari halte BST dan 7% (2 dari 28 wisata) tidak terjangkau penjalan kaki dari halte BST. Area isochrone dari titik halte BST dan buffer titik destinasi wisata yang saling beririsan, dikategorikan sebagai destinasi wisata yang terjangkau. Sebaliknya, apabila keduanya tidak saling beririsan, destinasi wisata dikategorikan tidak terjangkau. Besarnya persentase keterjangkauan menandakan sebaran halte BST cukup menyeluruh di Kota Surakarta. Beberapa destinasi wisata juga sudah memiliki halte BST yang disesuaikan dengan nama wisatanya, seperti Halte Vastenburg dan Halte Museum Keris. Destinasi wisata yang tidak terjangkau ada Taman Balekambangan dan Kethoprak Balekambang yang berada dalam satu wilayah berdekatan, ketidakterjangkauan ini disebabkan kurangnya akses halte BST disepanjang Jalan Ahmad Yani bagian utara dari lokasi wisata. Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah tambahan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi para wisatawan dengan merencanakan pengembangan pilihan transportasi alternatif yang lain.

Isochrone (2) tabel klasifikasi

Kesimpulan dan Rekomendasi

๐“š๐“ธ๐“ฝ๐“ช ๐“ข๐“พ๐“ป๐“ช๐“ด๐“ช๐“ป๐“ฝ๐“ช merupakan destinasi wisata yang kaya akan budaya dan sejarah. Berbagai kunjungan wisatawan baik nusantara dan mancanegara yang terus meningkat tentu akan menggangu mobilitas penduduk setempat, terutama saat musim liburan. Sistem transportasi Batik Solo Trans (BST) telah menjadi solusi yang efektif untuk meningkatkan aksesibilitas ke berbagai destinasi wisata, dengan rute yang mencakup banyak tempat populer dan memberikan alternatif ramah lingkungan. Meskipun 93% destinasi wisata dapat dijangkau dalam radius 400 meter dari halte BST, masih terdapat beberapa lokasi yang kurang terjangkau. Oleh karena itu, direkomendasikan agar pemerintah daerah melakukan pengembangan rute BST ke area yang belum terjangkau, penambahan halte BST di lokasi strategis yang dekat dengan lokasi wisata agar lebih mudah dijangkau oleh wisatawan, melakukan kolaborasi dengan komunitas lokal untuk meningkatkan promosi destinasi wisata dan edukasi manfaat transportasi umum dalam mengurangi kemacetan.

Referensi

  1. 1.
    BPS Kota Surakarta. (2023). Kota Surakarta dalam angka/Surakarta municipality in figures. BPS Kota Surakarta.
  1. 2.
    Buhalis, D. (2000). Marketing the competitive destination of the future. Tourism Management, 21(1), 97-116.
  1. 3.
    Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. (2023). Jumlah Pengunjung Daya Tarik Wisata.

Data Publikasi

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Iklim dan Bencana

15 Jun 2025

โ€ข

Anggara Yudha

Final Project : Analisis Kerawanan Bencana Erupsi Gunung Merapi Lokasi Wisata di Kabupaten Sleman

Analisis Kerawanan

5 menit baca

โ€ข

43 dilihat

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Transportasi

11 Jun 2025

โ€ข

Safira Ramadhani

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Mendukung Program Reaktivasi Jalur Kereta Api Antarkota Kalisat - Panarukan di Kabupaten Bondowoso

Pemerintah Indonesia mendorong program reaktivasi jalur kereta api nonaktif sebagai bagian dari revitalisasi infrastruktur dan pengembangan wilayah. Salah satu yang direncanakan adalah jalur kereta api antarkota Kalisat โ€“ Panarukan yang melintasi Kabupaten Bondowoso. Kajian kesesuaian lahan dibutuhkan untuk meminimalkan dampak lingkungan pada lahan yang akan difungsikan kembali pada program reaktivasi. Dengan memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG), kajian ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kesesuaian lahan yang ada.

25 menit baca

โ€ข

249 dilihat

7 Data

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Kesehatan

05 Jun 2025

โ€ข

HIMA SAIG UPI

Analisis Kasus Stunting Menggunakan Metode Geographically Weighted Regression (GWR) di Provinsi Jawa Barat

Penelitian ini membahas analisis spasial kasus stunting di Provinsi Jawa Barat, khususnya di Kota Bandung, dengan menggunakan metode Geographically Weighted Regression (GWR). Studi ini bertujuan untuk memahami pengaruh variabel sosial-ekonomi dan lingkunganโ€”seperti kemiskinan, akses air bersih dan sanitasi, pendidikan ibu, serta cakupan posyanduโ€”terhadap prevalensi stunting di tingkat lokal. Hasil penelitian menunjukkan adanya variasi spasial yang signifikan: beberapa kecamatan seperti Gedebage, Rancasari, dan Buahbatu memiliki kecocokan model yang sangat tinggi namun jumlah kasus stunting yang rendah, sedangkan Bandung Kulon dan Babakan Ciparay menunjukkan jumlah kasus tinggi dengan kecocokan model yang lebih rendah. Model GWR secara keseluruhan memiliki kemampuan prediktif yang sangat baik (Rยฒ global 0,9822), menandakan efektivitas pendekatan spasial dalam mendukung perumusan kebijakan intervensi stunting yang lebih terarah dan sesuai karakteristik wilayah.

9 menit baca

โ€ข

141 dilihat

2 Data

1 Proyek

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Kesehatan

11 Jun 2025

โ€ข

Muhammad Reza Zulkarnain

Analisis Spasial Keterjangkauan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit dan Puskesmas di Kota Bukittinggi

Publikasi ini menyajikan analisis spasial keterjangkauan fasilitas kesehatan berupa Puskesmas dan Rumah Sakit di Kota Bukittinggi menggunakan platform Geo Mapid. Dengan pendekatan buffer dan isochrone, kajian ini mengidentifikasi wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal dan memberikan rekomendasi berbasis data untuk pemerataan layanan kesehatan.

18 menit baca

โ€ข

82 dilihat

1 Data

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat
  • mapid-ai-maskot