- Pendahuluan
Aceh Tengah merupakan Kabupaten yang berada di provinsi Aceh, Indonesia. Berdasarkan aspek geografinya Aceh Tengah berada pada dataran tinggi pegunungan dan bukit barisan Aceh. (BCKK, 2016). Kabupaten Aceh Tengah juga memiliki suhu yang berhawa sejuk dimana pada bulan April dengan suhu terpanas mencapai 25,6℃, dan bulan September dengan udara dingin dengan suhu yaitu 14,70℃. Kondisi ini menjadikan Kabupaten Aceh Tengah berpotensi menjadi daerah wisata alam dan wisata kuliner terutama kopi.
Kabupaten ini termasuk kedalam iklim tipe B, dimana musim kemarau terjadi berkisar pada bulan Januari-Juli, sedangkan musim hujan terjadi pada bulan Agustus-Desember. Tingginya intensitas curah hujan dapat menyebabkan maraknya peristiwa bencana alam yang terjadi di Indonesia salah satunya yaitu bencana longsor, terutama Kabupaten Aceh Tengah dikarenakan daerah ini terletak di kawasan pegunungan maupun kawasan tebing-tebing. Batu yang terkena air hujan dan terpapar sinar matahari tinggi ini lama kelamaan akan lapuk menjadi tanah.
Contoh kasus yang terjadi di wilayah ini :
-
1.Tanah Longsor Putuskan Jalan Nasional di Takengon Aceh Tengah – (Antaranews, 2021 – detikNews).
-
2.1 Warga Aceh Tengah Tewas Tertimbun Longsor Saat Istirahat di Kebun – (Agus Setyadi, 2020– detikNews).
-
3.Banjir Bandang Disertai Longsor Rusak Puluhan Rumah di Kecamatan Kebayakan, Aceh Tengah – (BPBD Aceh Tengah,2020).
- Permasalahan dan Tujuan Penelitian
Adanya potensi bencana tanah longsor yang sangat tinggi di wilayah ini ketika musim penghujan. Akan tetapi banyak sekali masyarakat setempat belum memahami risiko bencana yang terjadi pada wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan agar masyarakat Aceh Tengah dapat lebih dini mengetahui tingkat pemahaman awal dan tingkat kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana longsor serta menyusun strategi kesiapsiagaan dalam pengurangan risiko bencana yang nantinya berguna bagi masyarakat sekitar dalam menghadapi bencana tanah longsor. Penelitian ini juga diharapkan agar masyarakat sekitar dapat dengan bijak memilih lokasi perkebunan dan pemukiman serta teruntuk para investor yang akan membangun tempat wisata dapat memperhatikan indeks risiko kebencanaan tanah longsor dan keselamatan pengunjung tempat wisata saat berwisata di daerah ini.
- Tahapan Penelitian
Berdasarkan acuan studi dari “Methodologi Penyusunan Peta Geo Hazard dengan GIS” oleh Sven Theml dari konsultan GTZ SLGSR, Parameter data yang digunakan dalam proses ini sendiri ialah; Data curah hujan, Data penggunaan lahan (land use), Data geologi dan Data Kelerengan atau kemiringan (slope).
≈ Data curah hujan Aceh Tengah Tahun 2020
≈ Data land use Aceh Tengah Tahun 2020
≈ Data geologi Aceh Tengah Tahun 2020
Struktur geologi Kabupaten Aceh Tengah dipengaruhi oleh pegunungan Barisan (Sumatran Volcanic Arc) yang terbentuk akibat adanya Lempeng Benua Asia-Eurasia, Maka dari itu secara umum struktur geologi yang ada pada Aceh Tengah meliputi batuan intrusif, batuan ekstrusif, metamorf dan batuan vulkanik.
(Permana, H., & Handayani, L, 2016)≈ Data slope Aceh Tengah Tahun 2020
Untuk tahapan penelitian dimulai dari;
Input data > Arcgis > Skoring > Pembobotan > overlay > intersect
Acuan hasil pembobotan dan skoring tiap-tiap parameter dapat dilihat seperti tabel dibawah ini, nilai dari pembobotan dan skoring akan , maka pemberian nilaiannya pun diberikan angka terbesar dari jenis lainnya, seperti perbedaan curah hujan antar wilayah dalam 1 tahun terakhir, penggunaan lahan didaerah dengan tingkat kekuatan tanah yang kurang dan elevasi yang tinggi yang berdampak merusak vegetasi-vegetasi yang mampu menahan pergerakan tanah.
Setelah proses skoring dan pembobotan dilakukan, langkah selanjutnya ialah menggabungkan keempat parameter sehingga menghasilkan peta kerawanan, penggabungan dilakukan dengan memilih fitur overlay-intersect dimana hal ini bertujuan agar keempat parameter tergabung dan menjadikan peta kawasan ancaman bencana longsor.
Maka untuk menentukan penilaian tingkat kerawanan suatu zona berpotensi tanah longsor ialah dengan melakukan penjumlahan nilai skor total dengan menggunakan Metode Skoring. Metode skoring merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mendapatkan tingkat bahaya dan tingkat kerentanan suatau wilayah metode ini bekerja dengan cara melakukan pemberian skor atau nilai terhadap masing - masing value parameter untuk menentukan tingkat kemampuannya.
Setelah dilakukannya proses skor total, langkah selanjutnya ialah pengklasifikasian hasil akhir, dimana analisis skor dilakukan dengan membuat 4 kelas kerawanan longsor, yaitu; rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi berdasarkan nilai skor total;
Setelah dilakukan klasifikasi 4 kelas, maka peta potensi bencana tanah longsor berhasil dibuat dan dapat di deteksi seperti;
Tahap akhir finalisasi yakni pemberian warna, lay out dan mengunduh peta daerah rawan bencana tanah longsor.
Wilayah Aceh Tengah didominasi dengan tingkat kerentanan sedang hingga tinggi dan tak sedikit wilayah yang memiliki tingkat kerawanan yang sangat tinggi, wilayah ini memiliki sebagian tempat yang tergolong tidak dianjurkan untuk dijadikan pemukiman, perkebunan atau bahkan objek wisata, wilayah tersebut ialah Bebesen, Bies, Kute Panang dan Kecamatan Ketolhingga perbatasan ke Kecamatan Rusip Antara.
Kecamatan Linge, Atu Lintang, Pegasing dan Jagong Jeget juga terdapat daerah yang memiliki potensi longsor yang tinggi namun hanya pada spot-spot tertentu.
Setiap daerah memiliki tingkat potensi longsor yang berbeda-beda tergantung kepada parameter-parameter yang dihitung seperti perbedaan curah hujan antar wilayah dalam 1 tahun terakhir, penggunaan lahan didaerah dengan tingkat kekuatan tanah yang kurang dan elevasi yang tinggi yang berdampak merusak vegetasi-vegetasi yang mampu menahan pergerakan tanah.