Strategi Pemilihan Lokasi Kafe di Yogyakarta: Kunci Sukses Bisnis di Kota Pelajar dan Wisata

29 September 2025

By: Stevan Tarigan

Open Project

Studi Kasus: Pemilihan Lokasi Strategi untuk Bisnis Kafe Studi Kasus di Kawasan Perkotaan Yogyakarta

Cafe

Pendahuluan

Yogyakarta, sebagai kota pelajar dan destinasi wisata, telah menjadi magnet bagi berbagai bisnis, khususnya kafe. Fenomena ini tidak hanya dipengaruhi oleh tren konsumsi kopi, tetapi juga oleh perubahan gaya hidup masyarakat urban yang semakin mengutamakan pengalaman sosial dan kenyamanan dalam beraktivitas. Menurut penelitian oleh Hidayat (2022), kafe telah bertransformasi menjadi simbol gaya hidup masyarakat perkotaan, berfungsi sebagai ruang sosial yang mendukung interaksi antarindividu.

Namun, dalam menghadapi persaingan yang ketat, pemilihan lokasi yang strategis menjadi kunci utama dalam menentukan keberhasilan bisnis kafe. Sebuah studi oleh Salsabilah et al. (2024) menunjukkan bahwa kualitas produk, layanan, harga, dan lokasi secara signifikan memengaruhi kepuasan pelanggan dan loyalitas mereka terhadap kafe.

Di Yogyakarta, kawasan perkotaan seperti Seturan, Demangan, dan Prawirotaman telah menjadi pusat konsentrasi kafe. Fenomena ini menunjukkan adanya aglomerasi bisnis kafe yang dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti kedekatan dengan kampus, aksesibilitas, dan daya tarik wisata. Namun, keterbatasan ruang, terutama untuk area parkir, menjadi tantangan dalam pengembangan bisnis kafe di kawasan tersebut.

Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis mendalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan lokasi kafe di kawasan perkotaan Yogyakarta. Analisis ini tidak hanya mempertimbangkan aspek fisik dan demografis, tetapi juga perilaku konsumen dan dinamika sosial yang ada. Dengan pendekatan yang komprehensif, diharapkan dapat diperoleh rekomendasi lokasi yang optimal bagi pengusaha kafe untuk memaksimalkan potensi pasar dan mencapai keberhasilan bisnis yang berkelanjutan.

Metode dan Data

Penelitian ini mengadopsi pendekatan analisis geospasial berbasis data sekunder menggunakan platform MAPID untuk mengevaluasi potensi lokasi strategis bagi bisnis kafe di kawasan perkotaan Yogyakarta. Pendekatan ini memungkinkan pemetaan dan analisis faktor-faktor yang memengaruhi keberhasilan usaha tanpa perlu pengumpulan data primer melalui survei atau wawancara.

1. Platform dan Alat Analisis

Platform MAPID menyediakan berbagai alat untuk analisis lokasi, di antaranya:

  • GEO MAPID: Memungkinkan visualisasi dan analisis spasial data geospasial, termasuk pembuatan peta kepadatan dan analisis kesesuaian lokasi.
  • SINI Data: Menyediakan data spasial terkait infrastruktur, fasilitas umum, dan titik minat (POI) yang relevan untuk analisis lokasi.
  • SINI AI: Menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisis pola perilaku konsumen dan tren lokal, membantu dalam identifikasi lokasi yang memiliki potensi tinggi.

2. Jenis Data yang Digunakan

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang tersedia secara publik dan dapat diakses melalui platform MAPID, antara lain:

  • Data Kepadatan Penduduk: Informasi mengenai distribusi jumlah penduduk di berbagai wilayah, yang membantu dalam mengidentifikasi potensi pasar.
  • Data Infrastruktur: Termasuk jaringan jalan, akses transportasi, dan fasilitas umum yang mempengaruhi aksesibilitas lokasi.
  • Data Titik Minat (POI): Lokasi-lokasi penting seperti kampus, pusat perbelanjaan, dan area wisata yang dapat menarik konsumen ke kafe.

3. Teknik Pengumpulan dan Pengolah Data

Data dikumpulkan melalui platform MAPID dan sumber data publik lainnya, kemudian diolah menggunakan alat analisis geospasial berikut:

  • Pemetaan Kepadatan: Menggunakan peta kepadatan untuk mengidentifikasi area dengan jumlah penduduk tinggi, yang berpotensi menjadi pasar besar bagi kafe.
  • Analisis Titik Minat (POI): Menilai kedekatan dengan titik minat seperti kampus dan pusat perbelanjaan, yang dapat meningkatkan kunjungan ke kafe.

4. Metode Analisis

Beberapa metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

  • Analisis Jaringan: Mengevaluasi konektivitas dan aksesibilitas lokasi menggunakan data jaringan jalan dan transportasi.
  • Analisis Spasial: Menggunakan teknik spasial untuk mengidentifikasi pola dan hubungan antara berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi.

Hasil dan Pembahasan

1. Analisis Kepadatan Penduduk

Gambar 1. Analisis Kepadatan Penduduk

Berdasarkan peta kepadatan penduduk yang diolah, kawasan perkotaan Yogyakarta menunjukkan variasi distribusi penduduk yang signifikan. Untuk keperluan bisnis kafe yang mengandalkan trafik pengunjung, area dengan kepadatan tinggi menjadi primadona karena merepresentasikan potensi pasar yang besar. Berdasarkan legenda yang digunakan, wilayah dengan kepadatan ≥ 10.000 jiwa dikategorikan sebagai zona merah (high-density) yang paling ideal. Beberapa kelurahan seperti Gondosari, Banguntapan, Mantrijeron, dan Singosaren menonjol sebagai kantong-kantong permukiman padat. Sementara itu, area dengan kepadatan 5.000 - 10.000 jiwa dapat dipertimbangkan sebagai lokasi sekunder atau pengembangan fase berikutnya, mengingat mereka masih memiliki basis populasi yang kuat. Analisis ini memberikan pijakan awal dalam mempersempit kandidat lokasi dengan memprioritaskan area yang memiliki jumlah potensi konsumen terbesar dalam radius terdekat.

2. Site Analysis

Gambar 2. Site Analysis

Analisis tapak lebih lanjut dilakukan untuk menyaring kandidat lokasi dari aspek kesesuaian dan kelayakan lahan. Dari daftar wilayah padat penduduk yang telah diidentifikasi, dilakukan penilaian terhadap beberapa faktor penentu, seperti aksesibilitas, kedekatan dengan pusat aktivitas (kampus, perkantoran, destinasi wisata), dan atmosfer lingkungan.

Hasil analisis menunjukkan bahwa beberapa lokasi tidak hanya unggul dalam hal kepadatan penduduk tetapi juga memiliki karakteristik yang sangat mendukung untuk operasional sebuah kafe. Kelurahan seperti Mantrijeron, Giwangan, dan Singosaren muncul sebagai kandidat kuat. Mantrijeron, misalnya, terletak berdekatan dengan kawasan pendidikan dan wisata (seperti Keraton Yogyakarta), sehingga menarik baik populasi lokal maupun wisatawan. Giwangan dikenal sebagai kawasan permukiman dan komersial yang hidup dengan akses jalan yang baik. Sementara itu, Singosaren dan Baturetno juga menunjukkan potensi dengan kombinasi kepadatan penduduk dan kesesuaian lahan yang baik.

Sebaliknya, wilayah dengan indikator "Cukup Sesuai" atau "Tidak Sesuai" pada analisis tapak, meskipun mungkin padat penduduk, perlu ditinjau ulang dengan pertimbangan lebih mendalam mengenai tantangan spesifik di lokasi tersebut, seperti akses yang terbatas atau tingkat kompetisi yang sudah jenuh.

Kesimpulan

Dengan mempertimbangkan kedua analisis ini secara integratif, dapat disimpulkan bahwa lokasi-lokasi strategis untuk pendirian kafe di Yogyakarta terletak pada area yang tidak hanya memiliki kepadatan penduduk tinggi (≥ 10.000 jiwa) tetapi juga mendapatkan nilai kesesuaian yang tinggi dalam analisis tapak. Mantrijeron, Giwangan, dan Singosaren merupakan contoh wilayah yang memenuhi kedua kriteria ini, menjadikannya pilihan prioritas yang paling menjanjikan untuk kesuksesan bisnis kafe ke depannya.

Daftar Pustaka

Hidayat, T. (2022). Kafe sebagaKafe sebagai Third Place dan Simbol Gaya Hidup Masyarakat Urban.nal Sosial Humaniora Terapan.

Salsabilah, F., Wicaksono, A. P., & Sari, D. N. (2024). Pengaruh KuPengaruh Kualitas Produk, Kualitas Layanan, Harga, Dan Lokasi Terhadap Kepuasan Serta Loyalitas Pelanggan Kedai Kopi (Studi Kasus Pada Pelanggan Warung Kopi Ndalem Kayu, Kota Malang).nal Ekonomika dan Manajemen, 2(1), 1-13.

Bagaimana analisis lokasi dilaksanakan?

Dengan memperhatikan daerah yang kepadatan penduduk nya banyak dan dilaksanakan melalui Site Analysis

Data Publikasi

OPTIMALISASI JALUR KUNJUNGAN WISATA DI KOTA BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALISIS JARINGAN

Pariwisata

22 Nov 2025

Muhammad Rozadi

OPTIMALISASI JALUR KUNJUNGAN WISATA DI KOTA BANDAR LAMPUNG MENGGUNAKAN PENDEKATAN ANALISIS JARINGAN

Menganalisis 10 objek wisata di Kota Bandar Lampung untuk menentukan rute transportasi wisata yang optimal menggunakan network analysis

13 menit baca

246 dilihat

Evaluasi Risiko Banjir dan Kesesuaian Lokasi Pusat Bisnis di Kabupaten Demak Menggunakan Data Citra SAR (Sentinel 1-A GRD)

Iklim dan Bencana

21 Nov 2025

Rizki Amara Putri

Evaluasi Risiko Banjir dan Kesesuaian Lokasi Pusat Bisnis di Kabupaten Demak Menggunakan Data Citra SAR (Sentinel 1-A GRD)

Demak: High-Flood Risk, High-Demand Market

10 menit baca

225 dilihat

2 Data

1 Proyek

Menakar Konsentrasi Wilayah Terbangun di Kabupaten Pati melalui Lensa Data Spasial

Perencanaan Kota

22 Nov 2025

Candra Dewi MAPID TEAM

Menakar Konsentrasi Wilayah Terbangun di Kabupaten Pati melalui Lensa Data Spasial

Studi ini mengintegrasikan analisis spasial berbasis citra satelit dan kecerdasan buatan untuk mengidentifikasi konsentrasi wilayah terbangun di Kabupaten Pati. Dengan memanfaatkan indeks NDBI (Normalized Difference Built-up Index) dari citra Sentinel-2 serta hasil site selection dari platform Geo MAPID, penelitian ini menyoroti keterkaitan antara kepadatan pembangunan dan distribusi potensi pusat kegiatan ekonomi. Hasil overlay spasial juga dibandingkan dengan variabel risiko bencana dan sebaran aktivitas perdagangan guna memberikan gambaran awal karakter spasial kawasan. Kajian ini diharapkan menjadi pijakan awal bagi perencanaan wilayah berbasis data geospasial.

24 menit baca

206 dilihat

1 Proyek

Identifikasi Zona Potensial untuk Pengembangan Kawasan Perumahan di Kabupaten Tuban

Perumahan

21 Nov 2025

Rahma Novita Sari

Identifikasi Zona Potensial untuk Pengembangan Kawasan Perumahan di Kabupaten Tuban

zona potensial pengembangan perumahan di Kabupaten Tuban dengan memperhatikan kesesuaian lahan, infrastruktur, dan regulasi tata ruang untuk pembangunan berkelanjutan.

19 menit baca

218 dilihat

1 Proyek

Syarat dan Ketentuan
Pendahuluan
  • MAPID adalah platform yang menyediakan layanan Sistem Informasi Geografis (GIS) untuk pengelolaan, visualisasi, dan analisis data geospasial.
  • Platform ini dimiliki dan dioperasikan oleh PT Multi Areal Planing Indonesia, beralamat